Bisnis.com, JAKARTA - Seorang profesor kedokteran di Universitas Oxford John Bell mengatakan, Omicron tampaknya tidak terlalu parah dan banyak orang menghabiskan waktu yang relatif singkat di rumah sakit.
"Mereka tidak membutuhkan oksigen aliran tinggi dan rata-rata lama rawat inap adalah tiga hari. Ini bukan penyakit yang sama seperti yang kita lihat setahun lalu," kata Bell.
Melansir CNBC, Kamis (30/12/2021), orang-orang jauh lebih kecil kemungkinannya dirawat di rumah sakit dengan varian Covid Omicron bila dibandingkan dengan strain Delta sebelumnya, menurut sebuah studi pemerintah Inggris yang diterbitkan pada Kamis waktu setempat.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan, orang dengan Omicron diperkirakan antara 31 dan 45 persen lebih kecil kemungkinannya untuk berada di IGD dibandingkan dengan mereka yang terinfeksi Delta. Selain itu, orang dengan Omicron 50 hingga 70 persen lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit.
Akan tetapi perlu diingat bahwa analisis ini masih awal dan tidak pasti karena sejumlah kecil kasus Omicron saat ini di rumah sakit. Namun, itu sesuai dengan temuan serupa dari para peneliti di Afrika Selatan dan tim peneliti di Imperial College London dan University of Edinburgh.
Meskipun jumlah kematian harian tetap rendah dan penelitian awal menunjukkan bahwa varian Omicron tidak separah jenis Covid lainnya, para ahli kesehatan terus memperingatkan bahwa banyaknya infeksi dapat menyebabkan meningkatnya kematian dan membuat sistem perawatan kesehatan kewalahan.
Kepada CNBC, profesor imunologi di Imperial College London Danny Altmann mengatakan meskipun Omicron terbukti lebih ringan daripada jenis lainnya, potensi beban kasus dapat terjadi dua atau tiga kali lipat jumlah orang yang membutuhkan rawat inap di Inggris, dimana virus merajalela -- dengan risiko khusus bagi mereka yang tidak divaksinasi.
Inggris telah melaporkan lebih dari 12,4 juta kasus infeksi dengan 129.471 lainnya pada hari Selasa dan setidaknya 148.488 kematian sejak awal pandemi pada awal 2020, menurut data dari Universitas Johns Hopkins.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan