Bisnis.com, JAKARTA - Keberadaan jalur lingkar selatan (JLS) Kabupaten Malang, sangat menunjang dalam pertumbuhan ekonomi terutama di daerah tersebut. Ada sektor pertanian dan perkebunan, pertambangan, perikanan, dan terutama sektor pariwisata.
Potensi pariwisata sangat melimpah. Terutama pantainya. Ada belasan pantai di sepanjang jalur tersebut. Masing-masing pantai mempunyai ciri khas dan menawarkan keindahannya masing-masing.
Salah satu pantai yang tidak boleh dilewatkan bagi penjelajah wisata, terutama wisata pantai, yakni Pantai Teluk Asmara.
Di pantai tersebut, rasa lelah karena perjalanan yang membutuhkan waktu tempuh berjam-berjam akhirnya terobati dengan pemandangan pantai tersebut. Pengunjung disuguhi keindahan air laut yang bersih, dengan ombak yang tidak tinggi, tenang.
Di tengah laut, ada pemandangan berupa teluk-teluk, mirip teluk-teluk di Pantai Raja Ampat, Papua Barat.
Pantai tersebut betul-betul masih “perawan”. Tidak banyak polesan fasilitas untuk dapat mengundang wisatawan.
Gazebo-gazebo dibangun sederhana, begitu juga tempat toilet. Tempat camping belum diatur ketat, berbaur dengan pengunjung yang datang.
Rumah makan yang ada juga tersedia sederhana, begitu juga homestay-nya. Jangan berharap ada hotel, meski hanya hotel bintang 3.
Untuk mencapai pantai tersebut, juga butuh perjuangan dengan effort. Jalan menuju JLS kebanyakan jalan desa dengan lebar terbatas. Bisa lewat Bantur, Gedangan, dan Sumbermanjing Wetan. Selain ruas yang sempit, ada beberapa ruas jalan yang berupa jalan makadam.
“Beberapa ruas jalan lewat Bantur, ada yang masih berupa jalan bebatuan. Saya sarankan jangan menggunakan jalur tersebut,” kata Gibran Sr., salah satu wisatawan asal Kab. Malang.
Namun segala jerih payah menuju JLS itu akhirnya terbayar. Saat tiba di Pantai Teluk Asmara, dahaga wisatawan menikmati keindahan panitia terlunasi.
“Tidak salah pantai ini dinamakan Pantai Teluk Asmara. Saya benar-benar jatuh cinta dengan pantai ini,” kata Aim Hafidz warga Lawang, Kab. Malang, yang baru kali pertama berwisata ke pantai tersebut.
Karena itulah, dirinya berjanji akan datang ke Pantai Teluk Asmara bersama istri dan anak semata wayangnya. Jika memungkinkan, dia akan ber-camping di pantai tersebut meski tidak harus menginap di sana. Hanya sekedar mendirikan tenda.
Namun apakah pantai-pantai di sepanjang JLS sudah layak dijual secara massif untuk wisatawan? Ketua DPW Insan Pariwisata Indonesia Jawa Timur II, Indra Perdana, masih jauh untuk dapat “menjual” wisatawan secara massif.
Problem utamanya, terkait akses jalan menuju JLS. Jalan-jalan desa menuju JLS sebagian besar ruas jalannya sempit sehingga tidak bisa digunakan untuk moda transportasi bus. Maksimal hanya menggunakan mini bus.
Yang juga perlu dilakukan pembenahan, terkuat retribusi. Jangan sampai pengujung dikenakan retribusi berkali-kali. Intinya, pengelolaannya harus professional agar tidak mengecewakan wisatawan.
Selain, amenity juga perlu menjadi perhatian. “Itu PR-PR yang harus dibenahi untuk dapat menjual pantai-pantai di sepanjang JLS. Kalau JLS-nya sendiri tentu tidak masalah,” ucapnya.
Benchmark pengembangan pariwisata pantai, idealnya meniru Bali. Namun dengan mengacu pengembangan Pacitan sudah mencukupi.
Namun sebelum menuju Pantai Teluk Asmara dari Surabaya, jangan dilupakan objek wisata di bawah. Tepatnya di dekat pintu tol Pandaan-Surabaya, yakni The Grand Taman Safari Prigen.
Di The Grand Taman Safari Prigen, wisatawan mendapatkan pengalaman yang menarik dengan memberi makan gajah dan jerapah dengan turun dari mobil. Tiketnya Rp50.000/orang.
Di sana, tamu dapat menginap di Baobab Safari Resort yang berdekatan dengan Grand Taman Safari Prigen. Tarif menginap untuk weekday Stay and Explorer mulai dari Rp1,3 juta/malam, sedangkan untuk weekend mulai dari Rp1,7 juta/malam.
Tiket tersebut sudah termasuk menginap satu malam di kamar Deluxe Hill, sarapan pagi untuk dua orang. Tiket Grand Taman Safari Prigen untuk dua orang. Periode booking dan menginap hingga 14 Desember 2024.
Sedangkan untuk paket Special Breakfast, Rp990.000/malam untuk weekday dan weekend Rp1,390 juta, sudah termasuk menginap satu malam di Deluxe Hill Room dan sarapan pagi untuk dua orang.
Masih di sekitar The Grand Taman Safari Prigen, wisatawan dapat mengeksplor di Enchanting Forest dengan mengelilingi hutan menikmati eksotika dan kecantikannya serta bermain dengan hewan di mini zoo. Jika lelah lapar serta haus di sana juga ada café dan resto dengan tiket masuk weekday Rp45.000 dan weekend Rp60.000.
Wisatawan juga dapat memanfaatkan petualangan dengan mengendarai ATV dengan tiket Rp450.000 untuk standard dan Rp550.000 untuk adventure.
Setelah berwisata ke Pantai Teluk Asmara, tim jelajah meneruskan petualangan menelusuri JLS-Blitar-Tulungagung-Kediri.
Di Kediri, tim sempat mencicipi masakan khas Kediri. Pilihan jatuh pada Pecel Punten di Desa Ketami, Jl Ketami, Kec. Pesantren, Kab. Kediri.
Sumiyati (60), pemilik warung tersebut, mengatakan dinamakan Pecel Punten karena seringkali pengunjung penuh sehingga yang datang belakangan harus antri. Jadi punten, maaf.
Dia juga menjelaskan, banyak pesohor yang datang ke warung tersebut untuk menikmati pecel tersebut a.l Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Mantan Gubernur Jatim, Soekarwo, dan taipan media, Surya Paloh.
Kekhasan warung pecel tersebut, yakni menggunakan punten, yakni nasi yang dibuat lontong dengan bumbu garam dan kelapa. Juga, ada juga kerupuk pasir lalu disirami bumbu pecel oleh konsumen sendiri. Hidangan juga dilengkapi dengan rempeyek, khas hidangan pecel.
Selain pecel, ada juga menu lain, yakni nasi jagung. Lauk yang tersedia, a.l, mangut lele, ayam goreng, pindang goreng, rempelo hati goreng, tahu, dan tempe. “Menu ambil sendiri,” ucapnya.
Namun jangan kaget, harganya jutaan. Seperti pecel harganya “Rp6 juta”/porsi alias Rp6.000/porsi.
“Saya menyebut jutaan karena juga merupakan doa agar pengunjung warung diberikan rezeki dan kemakmuran oleh Tuhan YME,” ucapnya.
Masih di Kediri, wisatawan yang membutuhkan oleh-oleh bisa mengunjungi pusat oleh-oleh di Jl Yos Sudarso, Kediri. Salah satu toko oleh-oleh tersebut, yakni Toko Oen Tahu Poo, Jl Yos Sudarso 92, Kota Kediri.
Salah satu petugas toko tersebut, Fikri Iman Febriani, mengatakan oleh-oleh khas Kediri, yakni tahu dengan varian tahu kuning (takwa) dan tahu putih (pong). Juga, gethuk pisang yang berbahan pisang raja nangka, dan kembang gula.
“Produk-produk itu yang paling laku,” ujarnya. Di toko tersebut juga tersedia oleh-oleh yang diproduksi dari berbagai daerah di Jatim dan luar Jatim.
Wisatawan yang datang ke toko tersebut, kebanyakan dari luar kota seperti Surabaya, Malang, Jakarta, dan Tulungagung. Penumpang yang datang menggunakan kendaraan pribadi, namun banyak juga yang datang berombongan dengan menggunakan bus.
Di sepanjang jalur penjelajahan, wisatawan juga tidak perlu khawatir terkait dengan koneksi internet. Hampir di sepanjang jalur terkoneksi dengan internet, termasuk Indosat.
Head of Region East Java Indosat, Priyo Sasongko, meyakinkan Indosat terus memperluas jaringan dan meningkatkan kapasitas, terutama di destinasi wisata utama seperti pantai, resor, dan situs budaya guna memastikan konektivitas yang optimal bagi para wisatawan.
“Seluruh langkah ini sejalan dengan tujuan besar Indosat dalam menghubungkan dan memberdayakan Indonesia,” ucapnya.
Kepala Cabang Auto2000 Hasanudin Kediri, Dwi Bayu Nugroho, meyakinkan wisatawan yang menjelajahi objek-objek wisata di Jatim tidak perlu khawatir jika mobil customer Auto2000 di tengah jalan ada permasalahan.
Di Jatim, dia menegaskan, ada 32 jaringan general repair service, 5 jaringan jaringan body & paint repair, dan 107 Auto2000 Home Service. “Bahkan jika mobil mogok tidak bisa segera diperbaiki, bisa memanfaatkan mobil gendong dari Astra World,” ucapnya.
Jadi, selamat berwisata dan berwisata yang jauh. (K24)
Jelajah Wisata Jatim didukung oleh: PT Merdeka Copper Gold Tbk - PT Bumi Suksesindo, PT Pelindo (Persero) Regional 3, Indosat Ooredoo Hutchison, The Grand Taman Safari Prigen, Auto2000 Jawa Timur, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur, CitraLand Surabaya, PT Dharma Lautan Utama dan Lotus Garden Hotel Kediri by WH. |