Bisnis.com, JAKARTA – Katanya generasi milenial diprediksi bakal sulit memiliki rumah karena mereka lebih mementingkan travelling dan gadget daripada hunian. Namun jika milenial mau, pintu mereka mempunyai rumah masih terbuka.
Ignatius Untung, Country General Manager Rumah123.com mengatakan, salah satu sebab generasi milenial mengalami hal tersebut adalah kecenderungannya menunda untuk membeli rumah. Dengan harapan menunggu lebih mampu, cara ini justru merugikan mereka. Pasalnya harga properti kian merika.
Jadi ketika menunda satu tahun saja untuk membeli rumah, tahun berikut harga properti sudah naik lagi. Sedangkan menunggu mampu, sampai kapan. Syukur-syukur bila cepat mendapat promosi jabatan yang berdampak pada kenaikan penghasilan. Sayangnya tidak banyak yang mendapatkan kesempatan ini.
Meskipun begitu dengan rata-rata kenaikan gaji 10% per tahun dan promosi jabatan tiga tahun masih ada peluang untuk membeli rumah.
Atas dasar itu, Untung menyarankan kepada generasi milenial untuk sedini mungkin membeli rumah. Sebab jika ditunda berkaca pada kenaikan harga properti maka rugi yang akan diperoleh. Belum lagi bila sudah memiliki istri, tanggungannya akan semakin besar karena harus memenuhi kebutuhan seperti susu dan sekolah.
“Jadi lebih baik beli dahulu di mana saja yang memiliki potensi besar,” ujarnya di kantornya, Jakarta, Rabu (20/12/2017).
Kendati disarankan sesegera mungkin, tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membeli rumah. Untung mengatakan, sebaiknya beli rumah di lingkungan yang memiliki potensi besar. Artinya, lingkungan sekitar sudah menunjang. Tidak harus ramai, karena jika sudah begitu harganya sudah pasti mahal.
“Kalau mampu [membeli di lingkungan ramai] syukur,” ujarnya.
Jika tidak, milenial bisa membeli rumah yang terjangkau akses transportasi. Bila akses transportasi terbangun makan akan mengundang orang lain untuk tinggal di situ. Akibatnya perlahan-lahan harga rumah bakal ikut terkerek.