Bisnis.com, JAKARTA - Donor Air Susu Ibu alias ASI adalah bentuk memberikan ASI kepada ibu atau bayi lain yang membutuhkan ASI untuk memenuhi kebutuhan ASI eksklusif.
Donor ASI sudah lama dilakukan namun hanya dalam lingkup yang kecil.
Praktik ini belum umum dilakukan karena masih banyak pertanyaan, terutama terkait dampak kesehatan apabila menerima donor ASI dari orang lain.
Baca Juga Kambola Melarang Impor Air Susu Ibu |
---|
Dilansir dari IDAI, mendonorkan ASI juga ada syarat dan prosedural yang harus dipenuhi.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2012 terkait pemberian air susu ibu eksklusif, donor ASI bisa dilakukan dengan memenuhi persyaratan berikut:
- Permintaan ibu kandung atau keluarga bayi yang bersangkutan
- Identitas, agama, dan alamat pendonor ASI diketahui dengan jelas oleh ibu atau keluarga bayi penerima ASI
- Persetujuan pendonor ASI setelah mengetahui identitas bayi yang diberi ASI
- Pendonor ASI dalam kondisi kesehatan baik
- ASI tidak diperjualbelikan
Syarat jadi pendonor ASI
- Memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan
- Sehat dan tidak mempunyai kontraindikasi menyusui
- Produksi ASI sudah memenuhi kebutuhan bayinya dan memutuskan untuk mendonasikan ASI atas dasar produksi yang berlebih
- Tidak menerima transfusi darah atau transplantasi organ/jaringan dalam 12 bulan terakhir
- Tidak mengonsumsi obat, termasuk insulin, hormon tiroid, dan produk yang bisa mempengaruhi bayi. Obat/suplemen herbal harus dinilai kompatibilitasnya terhadap ASI
- Tidak ada riwayat menderita penyakit menular, seperti hepatitis, HIV, atau HTLV2
- Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit, seperti HIV, HTLV2, hepatitis B/C (termasuk penderita hemofilia yang rutin menerima komponen darah), menggunakan obat ilegal, perokok, atau minum beralkohol
Syarat tambahan
- Harus menjalani skrining meliputi tes HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan CMV (bila akan diberikan pada bayi prematur)
- Apabila ada keraguan terhadap status pendonor, tes dapat dilakukan setiap 3 bulan
- Setelah melalui tahapan penapisan, ASI harus diyakini bebas dari virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan
Cara menyimpan ASI untuk donor atau Pasteurisasi Pretoria
- Tempatkan ASI sebanyak 50-150 ml ke dalam wadah kaca (sisa selai) 450 ml.
- Tutup wadah kaca dan letakkan ke dalam panci aluminium 1 liter
- Tuangkan air mendidih 450ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panci
- Dapat diletakkan pemberat di atas wadah kaca, kemudian tunggu selama 30 menit
- Pindahkan susu, dinginkan, dan berikan kepada bayi atau simpan di lemari pendingin
Cara Flash Heating
- Tempatkan ASI sebanyak 50-150 ml ke dalam wadah kaca 450 ml
- Wadah kaca ditutup sampai saat dilakukan flash heating
- Untuk melakukan flash heating, buka tutup wadah dan letakkan dalam 1 liter Hart Pot (pemanas susu)
- Tuangkan air 450 ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panci
- Didihkan air, bila telah timbul gelembung pindahkan wadah dengan cepat dari air dan sumber panas
- Dinginkan ASI, berikan kepada bayi atau simpan di lemari pendingin
Mutu dan Keamanan ASI
Mutu dan keamanan ASI meliputi kebersihan, cara penyimpanan, pemberian, dan pemerahan ASI:
- Calon pendonor ASI harus mendapatkan pelatihan tentang kebersihan, cara memerah, dan menyimpan ASI
- Sebelum memerah ASI, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, kemudian keringkan dengan handuk bersih
- ASI diperah di tempat bersih. Bila menggunakan pompa, gunakan yang bagiannya mudah dibersihkan. Pompa ASI tipe balon karet berisiko terkontaminasi.
- ASI perah harus disimpan pada tempat tertutup, botol kaca, kontainer plastik dari bahan polypropylene atau polycarbonate, botol bayi gelas atau plastik standar (perhatikan tata cara penyimpanan ASI)