Bisnis.com, BANDAR LAMPUNG - Apa dua hal masalah wajah yang paling ditakutkan perempuan? Jawabannya adalah keriput dan jerawat.
Padahal, dua masalah itu adalah hal yang akan terjadi pada semua orang. Keriput, adalah faktor penuaan yang tidak bisa dihindari semua orang. Sementara itu, jerawat adalah hal lazim terjadi pada sebagian besar orang. Berdasarkan penelitian dari 85 persen orang di dunia pernah mengalami jerawat.
Lantas, apa sebenarnya jerawat itu? dr Adinda Fitriningtias dari Zap Clinic mengatakan jerawat adalah penyakit kulit yang kronis atau yang terjadi dalam jangka panjang. Jerawat, menurutnya, paling rentan terjadi pada mereka yang berusia 11-24 tahun. Tapi, bukan berarti di luar dari usia itu aman dari "serangan" si kecil mengganggu ini.
Jika bicara soal penyebab, menurut dr Adinda sangatlah banyak. Namun, yang paling umum terjadi, jerawat disebabkan oleh beberapa faktor pemicu seperti genetik, pemakaian kosmetik yang salah, hormonal, sel kulit mati, bakteri terlalu banyak, dan pola makan. Untuk yang satu ini, lebih banyak dialami oleh pria.
"Kurang tidur juga bisa membuat jerawat muncul. Karena hormon androgen akan meningkat pada saat begadang dan meningkatkan kelenjar minyak dan menimbulkan jerawat.
kulit berminyak dan kelenjar sebum banyak
Bukan hanya penyebabnya saja yang banyak, tapi jenis jerawatpun beragam. Bahkan, komedo pun ternyata masuk dalam jenis jerawat lho. Ini dalam istilah kedokteran biasa disebut jerawat tertutup atau komedo putih (whiteheads). Sedangkan jerawat terbuka disebut komedo hitam (blackheads).
Sedangkan jerawat yang biasanya kita kenal umumnya berwarna merah dan meradang. Inipun menurut dr Adinda ada beberapa jenis. Yakni jerawat nodulat dimana terjadi peradangan di dalam epidermis bawah, cystys atau kista yang biasanya berupa jerawat yang sudah lama terjadi, dan masuk dalam klasifikasi jerawat tingkat sedang ke berat, dimana luka sudah berisi cairan.
Kemudian, jerawat papula merah dan menonjol yang paling sering dialami, dan terakhir adalah jerawat pustula dimana terdapat cairan nanah di dalamnya.
Bukan hanya mengganggu penampilan, dampak jerawat pada kehidupan sosial juga ternyata sangatlah besar. Penelitian dari Oxford Medical College, India pada 2016 menunjukkan bahwa tingkat keparahan jerawat membawa dampak negatif yang besar pada kualitas hidup dan harga diri seseorang. Sementara itu, penelitian University of Calgary Kanada selama 26 tahun menyebutkan bahwa orang berjerawat memiliki risiko depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tak berjerawat.
Karena besarnya pengaruh jerawat ini, treatment pengobatan terus diburu mereka yang mengalaminya. Mulai dari pemakaian krim, hingga obat oral menjadi buruan mereka.
Misalnya saja yang dilakukan oleh Azizah (24) tahun seorang pegawai di bank multinasional. Dia mengaku telah melakukan beragam cara untuk mengobati jerawatnya, hingga mencoba hampir seluruh krim yang disarankan oleh rekan-rekannya. Namun, hasilnya tidak memuaskan.
"Perawatan di salon seperti peeling, facial juga sudah saya lakukan, tapi jerawatnya masih sulit hilang, terutama bekasnya," ujar Azizah yang juga merupakan salah satu pemenang lomba instagram yang digelar Zap Clinic Lampung.
Menurut dr Adinda, mengobati jerawat memang harus sabar, karena butuh waktu hingga satu tahun, dan tidak bisa dilakukan secara spontan. Terutama untuk jenis jerawat yang sudah masuk dalam tahap berat.
Beberapa jenis pengobatan jerawat mulai dari menyetop penggunaan kosmetik terutama yang mengandung brightening karena bisa menyebabkan iritasi dan menumpuk komedo. Juga mengatur pola hidup sehat seperti menghindari makanan berlemak dan dairy, tidur cukup hingga pengobatan medis seperti pemakaian krim anti acne.
Yang terpenting, katanya, jangan pernah memencet jerawat yang bisa memicu iritasi dan radang yang bikin jerawat makin parah. Sebaiknya, jika hal ini terjadi disarankannya untuk berkonsultasi ke dokter kulit.
"Saat ini, juga ada pengobatan dengan sistem laser yang cukup efektif mengobati dengan cepat. Seperti ZAP Active Acne Laser Treatment yang merupakan merupakan treatment menggunakan teknologi laser yang berfungsi untuk menghilangkan jerawat meradang dari derajat ringan hingga sedang. Laser yang digunakan akan memancarkan energi panas yang dapat mematikan bakteri P.Acnes penyebab timbulnya jerawat," jelasnya.
Dia menjelaskan dengan treatment ini, jerawat akan mengering 2 sampai 3 hari setelah treatment. Untuk hasil yang lebih maksimal, katanya, pengulangan treatment disarankan setiap seminggu sekali sesuai dengan derajat keparahan jerawat yang dimiliki.
Guna mendapatkan hasil optimal, lanjutnya, juga harus dilengkapi perawatan menggunakan krim khusus jerawat.
Meski aman diterapkan, ada hal yang harus dihindari setelah melakukan treatment laser. Misalnya saja tidak menggunakan cream malam selama 2 hari, serta selalu menggunakan sunscreen minimal SPF 30.
Treatment laser juga tidak disarankan untuk ibu hamil, penderita epilepsi, kanker, psoriasis, herpes.