Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable{mso-style-name:"Table Normal";mso-tstyle-rowband-size:0;mso-tstyle-colband-size:0;mso-style-noshow:yes;mso-style-priority:99;mso-style-qformat:yes;mso-style-parent:"";mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;mso-para-margin:0in;mso-para-margin-bottom:.0001pt;mso-pagination:widow-orphan;font-size:11.0pt;font-family:"Calibri","sans-serif";mso-ascii-font-family:Calibri;mso-ascii-theme-font:minor-latin;mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-fareast-theme-font:minor-fareast;mso-hansi-font-family:Calibri;mso-hansi-theme-font:minor-latin;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
Oleh Herry Suhendra
JAKARTA: Goethe Institut Jakarta akan menyelenggarakan pemutaran dan diskusi film dengan tema Best of Asian Hot Shots Berlin besok 25 Juni 2011. Film yang diputar adalah Supermen of Malegaon, Endstation der Sehnsuchte, Zomberlin, Its not Raining Outside, Thread,Birthday Gift.
Dalam diskusi akan tampil Riri Riza dan Mira Lesmana sebagai moderator dengan pembicara Yosep Anggi (Sutradara), Ajish Dibyo (Direktur Jogja NETPAC Asian Film Festival), Stella Lim (Sutradara), Laura Coppens (Direktur Asian Hot Shots Festival Berlin).
Sejak 2008 Festival Asian Hot Shots memberi warna baru bagi dunia perfilman Jerman. Festival ini menjadi wadah bagi film baru dan independen dari Asia dan memberikan wawasan pilihan film yang berani, provokatif dan eksperimental di luar gambar-gambar yang selama ini mendominasi industri film Asia kepada publik Jerman.
Hal penting yang ditekankan oleh festival ini ialah pertukaran pikiran antara pembuat film Jerman dan Asia. Melalui festival ini diharapkan para pembuat film yang masih muda memperoleh kontak, inspirasi dan perspektif untuk proyek-proyek baru dan kerjasama internasional.
Goethe-Institut telah menjadi mitra festival ini sejak awal pendiriannya dan mendukung pertemuan langsung para pembuat film yang terlibat juga film-film mereka. Setahun sekali di Jakarta diselenggarakan sebuah acara sehari berjudul Best of Asian Hot Shots yang menampilkan film-film terpilih dari festival tahun itu. Sutradara-sutradara Indonesia yang didukung keberangkatannya oleh Goethe-Institut ke Berlin untuk mengikuti festival juga hadir mengisi acara.
Pada tahun 2009 Indonesia menjadi fokus festival ini sehingga dunia perfilmannya mendapat perhatian khusus. Film-film yang memberi gambaran mengenai perkembangan film di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir bersamaan dengan jatuhnya rezim Suharto pada tahun 1998 diputar.
Pada tahun yang sama sebuah buku berjudul Asian Hot Shots Indonesian Cinema diterbitkan dalam bahasa Inggris oleh penerbit Schren di Marburg, Jerman. Buku ini berisi wawancara-wawancara dengan tokoh-tokoh perfilman Indonesia dan analisis-analisis dari peneliti-peneliti perfilman internasional. Kini terjemahan Bahasa Indonesia buku tersebut Asian Hot Shots: Sinema Indonesiatelah tersedia dan akan diluncurkan bersamaan dengan mini festival Asian Hot Shots Berlin tahun ini.
Buku berisi tinjauan atas budaya film dan kondisi perfilman aktual di Indonesia ini diharapkan dapat diterima dan bermanfaat baik bagi mereka yang secara profesional bekerja di bidang film, mereka yang mempelajari ilmu-ilmu kajian dan teknis perfilman, juga bagi kalangan peminat film yang lebih luas.