Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable{mso-style-name:"Table Normal";mso-tstyle-rowband-size:0;mso-tstyle-colband-size:0;mso-style-noshow:yes;mso-style-priority:99;mso-style-qformat:yes;mso-style-parent:"";mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;mso-para-margin:0in;mso-para-margin-bottom:.0001pt;mso-pagination:widow-orphan;font-size:11.0pt;font-family:"Calibri","sans-serif";mso-ascii-font-family:Calibri;mso-ascii-theme-font:minor-latin;mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-fareast-theme-font:minor-fareast;mso-hansi-font-family:Calibri;mso-hansi-theme-font:minor-latin;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
Oleh Herry Suhendra
JAKARTA: Popo Danes Architect dan Danes Art Veranda menggelar Architecture for Kids: Workshop Arsitektur Anak-anak bagi yang berusia 5-11 tahun hari ini 25 Juni 2011. Acara ini
untuk yang kelima kalinya diadakan.
Workshop arsitektur bagi anak-anak yang merupakan agenda rutin dari Popo Danes Architect dan Danes Art Veranda digelar sebagai upaya untuk mendekatkan dunia arsitektur sejak dini khususnya pada usia anak-anak. Workshop yang juga sinergis dengan liburan sekolah kali ini diikuti 46 peserta.
Popo Danes sebagai arsitek dan penggagas program ini menjelaskan bahwa dunia anak-anak yang sangat dekat dengan kreativitas khususnya menggambar menjadi bagian pemikirannya untuk memperkenalkan gambar-gambar arsitektur. Dalam workshop arsitektur setidaknya peserta akan lebih mengetahui mengenai dunia arsitektur, apa dan bagaimana.
Peserta diberi kebebasan dalam berkreativitas dalam berkarya dan berkreasi. Selanjutnya peserta diajak untuk berdialog sehingga nantinya peserta memiliki daya ungkap tentang imaji yang mereka inginkan tentang gambar-gambarnya, kata Popo Danes.
Secara umum menurut Popo bahwa kegiatan ini juga sebagai upaya untuk mengenalkan profesi seorang arsitek sejak dini sekaligus memberikan mereka kesempatan untuk menggali minat, bakat, merangsang kreativitas dan gambaran tentang cita-cita sejak usia dini.
Workshop yang dikemas santai dan edukatif ini terdiri dari tiga sesi, yaitu sesi menggambar dan mewarnai dengan tema Rumahku, kemudian berkeliling studio arsitek dan yang terakhir membuat bentuk tiga dimensi dari rumah yang mereka gambar atau yang sebut maket dari bahan kertas. Peserta workshop dipandu oleh tim Popo Danes Architect dan Melati Danes Interior.
Panitia menyediakan materi dan peralatan, workshop dimulai dengan sesi pertama yaitu menggambar dan mewarnai. Pada sesi ini peserta melakukannya secara individual. Mereka mengambar dengan imajinasi masing-masing tentang sebuah rumah tinggal menggunakan media kertas A3 dan pensil warna. Setelah selesai menggambar dan mewarnai peserta mempresentasikan karyanya dihadapan peserta lain.
Renan, salah satu peserta workshop bercerita mengenai rumahnya dengan imajinatif. Selain menjelaskan bagian-bagian rumahnya yaitu pintu, jendela, atap, Renan juga menjelaskan dengan detail hal-hal di sekitar rumahnya seperti matahari, burung, ayam juga lebah yang sedang membawa madu.
Guna lebih memberikan respon yang mendalam atas keingintahuan dunia arsitektur, peserta workshop diajak berkeliling mengunjungi studio Popo Danes Architect yang terletak satu area dengan area workshop. Peserta workshop dipandu mulai dari mengetahui tentang peralatan, cara kerja dan contoh-contoh pekerjaan arsitek. Dalam kunjungannya, peserta sangat tertarik dengan maket dan banyak menanyakan mengenai cara membuat maket.
Setelah makan siang, kegiatan dilanjutkan ke sesi terakhir yaitu membuat maket, peserta bekerja secara berkelompok. Pada sesi membuat maket peserta semakin antusias karena mereka mencoba menerjemahkan ruang dua dimensi yang mereka gambar menjadi tiga dimensi. Dengan dibantu instruktur peserta secara berkelompok dibimbing untuk menentukan macam-macam ruang di dalam rumah yang akan dibuat, seperti ruang tamu, ruang makan, ruang tidur, kamar mandi tempat persembahyangan, garasi dan juga kolam renang.
Setelah menentukan ruangan yang akan dibuat, peserta kemudian dibimbing untuk menggambar denah pada selembar karton tebal yang akan digunakan sebagai alas rumah. Selanjutnya peserta mulai memilih warna kertas, memotong kertas, menyusun serta menciptakan rumah. Rumah yang tercipta juga diberi pepohonan, bunga, ikan, singa, orang yang menempati, mobil bahkan juga furnitur.
Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk berimprovisasi dengan rumah ciptaannya. Tak ayal setelah maket terbentuk masing-masing kelompok mengungkapkan tentang kelebihan dari rumah ciptaannya. Kelompok 1 memberi nama rumah ciptaannya dengan nama Rumah Warna-warni, rumah ini beratap warna-warni, di dalamnya terdapat kamar mandi, kamar tidur, dapur, kamar mandi sedangkan di sekitr rumah terdapat kupu-kupu, mobil, pohon cemara dan juga kolam renang.
Kelompok 6 yang dipandu Sekar, Anita dan Itang membuat rumah dengan atap berwarna oranye putih berselang-seling. Di dalamnya terdapat ruang tidur, dapur, ruang makan, kamar mandi dan ruang belajar. Mereka juga mengisi rumahnya dengan kursi sebagai pelengkap furnitur. Di sekitar rumah dibuat lumba-lumba, matahari, ayunan bahkan juga pesawat terbang.
Mengisi liburan dengan pengetahuan mungkin menjadi alternatif pengembangan kepribadian anak-anak atas minatnya, dan bidang arsitektur yang masih jarang dikenal khususnya bagi anak-anak menjadi bagian yang menarik, kata Popo.