JAKARTA: Produsen batik kontemporer Alleira menyambut Tahun Baru Imlek 2563 dengan menghadirkan koleksi bertema The Alleirman of Shanghai yang menonjolkan keunikan kancing tiga dimensi dan warna busana yang cerah, sehingga tampil istimewa dan indah.
Koleksi menyambut Tahun Baru China, kata Direktur Produksi dan Kepala Perancang Alleira Anita Asmaya Sanin, terinspirasi dari karakter naga sebagai sosok menarik, berkarakter kuat, dan selalu menjadi pusat perhatian 2012.
Alleira memiliki brand ambassador Annisa Larasati Pohan, menantu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, untuk pakaian dewasa, dan Almira Tungga Dewi, cucu Presiden, untuk icon busana anak-anak.
Merek tersebut sudah dipasarkan di 13 butik dan 26 outlet di Jakarta, Medan, Makasar, Seminyak (Bali), dan tiga butik Singapura, Malaysia, dan Australia.
Busana yang diluncurkan Alleira adalah koleksi berpotongan klasik dengan warna-warna berani semangat tahun baru China dengan menghadirkan warna-warna merah, kuning, ungu dan hijau.
Keistimewaan dari koleksi itu adalah permainan detail kancing khas baju shanghai dan payet yang didesain sedemikian rupa untuk memberi efek tiga dimensi yang unik dan mewah.
“Kami menanjolkan desain dan warna kancing busana tiga dimensi yang tampil indah,” kata Anita, Senin 16 Januari.
Alleira juga menghadirkan koleksi 'sarimbit' yang serasi dan selaras untuk dikenakan oleh ibu, ayah, dan anak untuk semakin menguatkan semangat kebersamaan dalam merayakan datangnya tahun baru itu.Dari segi motif, Alleira juga mengusung motif lampu lampion yang merupakan khas dari Negeri Tirai Bambu.
Namun, menurut Anita, pihaknya tidak terlalu banyak menonjolkan motif khas China, agar koleksi itu juga digemari oleh banyak konsumsen. Koleksi teranyar itu, selain cocok untuk perayaan Imlek, juga dapat dipakai pada acara lainnya.
Harga koleksi Imlek untuk perempuan mencapai Rp900.000-Rp5 juta, sedangkan harga busana pria Rp400.000-Rp4 juta.
Seorang penggemar batik Ketua Yayasan Pembina Anak Cacat DKI Purti Muki Reksoprodjo, 61, mengatakan menghargai Alleira yang digerakan oleh generasi muda untuk mengembangkan batik Indonesia yang tampil modern.
Peminatnya, kata Purti, tidak hanya di dalam negeri saja, tapi juga di luar ngeri. Dia mengatakan ada beberapa orang ibu dubes juga yang ingin mempromosikan batik tersebut di negaranya. “Saya bangga dengan generasi muda yang mengembangkan batik tidak hanya di dalam negeri, juga di luar negeri,” kata Purti. (ea)