JAKARTA: Galeri 678 merayakan hari ulang tahun yang ke-13 dengan memajang sejumlah koleksi karya seninya dan melakukan syukuran.
“Galeri 678 berdiri 1999 di Tanjung Priok, kemudian pada 2000 pindah ke Kemang Raya dan mulai 2005 pindah ke Gedung Baru di Jalan Kemang Selatan Raya 125 A,” kata pemilik Galeri 678 Suntoso Jacob, Sabtu, 24 Maret 2012.
Menurutnya, pada 2002-2003, dalam satu tahun Galeri 678 bisa menyelenggarakan 16 kali pameran seni dan menguntungkan. Namun setelah itu pameran kurang ramai lagi dan sulit dapat untung dari pameran.
Untuk memeriahkan ulang tahunnya ini, dipajang sejumlah karya seni yang merupakan koleksi dari Galeri 678. Beberapa karya maestro seperti Affandi dan Srihadi Soedarsono yang dipajang cukup menarik perhatian.
Karya pelukis Godod Sutedjo, Lie Tjoen Tjay, Otto Djaya, WT Dhay dan karya pelukis muda Faizal juga menghiasi dinding Galeri 678.
Jacob mengatakan dia tertarik mendirikan galeri karena awalnya ada temannya yang tertipu membeli lukisan palsu.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang lukisan dan karena merasa penasaran dengan karya seni, akhirnya dia membuka galeri di ruko di kawasan Tanjung Priok.
Jacob mengakui bisnis seni rupa saat ini sedang lesu. Untuk itu, dia mempertimbangkan dengan hati-hati bila akan membuat pameran.”
Dulu membuat katalog cukup Rp2,5 juta dan membayar kurator juga belum mahal. Sekarang untuk membuat katalog Rp15 juta, belum lagi biaya untuk kurator,” katanya.
Bila sebelum tahun 2005 dalam pameran bisa menjual lukisan Rp 30 juta, biaya operasional bisa tertutup dan untung. “Sekarang kalau mau untung dari pameran harus bisa menjual Rp100 juta dan sulit,” katanya. (tw)