Bisnis.com, JAKARTA - Kasus Covid-19 di sejumlah negara dilaporkan mengalami lonjakan hingga akhir Mei 2025.
Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di Thailand, Singapura, India, hingga China. Adapun di Indonesia, Kemenkes RI melaporkan terdapat penambahan 7 kasus Covid-19 selama 25-31 Mei lalu, sehingga total ada 72 kasus sepanjang tahun 2025.
Meningkatnya kasus ini dilaporkan karena penyebaran virus baru seperti NB.1.8.1 dan LF.7 yang merupakan turunan dari varian JN1.
Melansir Al Jazeera, NB.1.8.1 merupakan virus yang tergolong dalam varian Omicron, yang pertama kali terdeteksi pada Januari 2025.
Varian ini merupakan varian “rekombinan”, yang berarti varian ini muncul dari percampuran genetik dua atau lebih varian yang sudah ada.
Pada tanggal 23 Mei 2025, WHO menyatakan galur NB.1.8.1 sebagai “varian dalam pemantauan” (VUM).
Menurut definisi WHO tahun 2023, VUM adalah varian yang telah mengalami perubahan genetik yang menurut para ilmuwan berpotensi memengaruhi perilaku virus; data awal menunjukkan bahwa varian ini dapat tumbuh lebih cepat atau menyebar lebih mudah daripada varian lainnya, tetapi hal ini belum dikonfirmasi.
Seorang ahli virus Lara Herrero, menuliskan untuk The Conversation pada 28 Mei, dan menyebutkan bahwa varian NB.1.8.1 lebih menular.
Hal ini juga dikatakan oleh Subhash Verma, seorang profesor mikrobiologi dan imunologi di Fakultas Kedokteran Universitas Nevada, Reno, kepada CBS News.
"Penyakit ini lebih mudah menular,” kata Subhash.
Gejala NB.1.8.1
Gejala umum dari NB.1.8.1 yakni sakit tenggorokan, batuk, nyeri otot, demam, dan hidung tersumbat. Strain ini juga dapat menyebabkan gejala gastrointestinal seperti mual dan diare.
Kemudian untuk gejala yang lebih parah akibat NB.1.8.1 yakni sulit bernapas, nyeri dada, kehilangan keseimbangan,hingga perubahan pada warna kulit dan bibir.
Meskipun disebut lebih mudah menular, namun belum ada penelitian yang menunjukkan varian ini lebih berbahaya.
Ahli Virus Lara Herrero kemudian menulis bahwa NB.1.8.1 dapat "menghindari sebagian" kekebalan yang diperoleh dari vaksin atau infeksi sebelumnya.
Meskipun penggunaan vaksin tetap dapat efektif menghindarkan tubuh dari penyebaran virus dan infeksi yang timbul.
Kemudian melansir NDTV, sub-varian NB.1.8.1 disebut tidak menyebabkan penyakit serius. Gejalanya biasanya ringan hingga sedang.
Namun individu dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya, orang yang belum divaksinasi, orang dengan kekebalan akhir pekan, dan orang dewasa yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit serius.