BISNIS.COM, JAKARTA—Sineas muda Indonesia sebagai pembuat film dokumenter menerima penghargaan John Darling Fellowship pertama yang diserahkan di Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
John Darling Fellowship didirikan oleh Sara Darling untuk mengenang suaminya, John Darling, sebagai pembuat film dokumenter Australia, yang mempersembahkan sebagian besar masa karirnya untuk Indonesia.
Dwi Sujanti Nugraheni (Heni) dari Yogyakarta dan Chairun Nissa (Ilun) dari Jakarta sebagai penerima perdana beasiswa tersebut akan bertandang ke Australia.
Kedua wanita tersebut ambil bagian dalam kursus pasca-sarjana intensif “Berpikir dengan Kamera Video” di Universitas Nasional Australia dan menjalani pelatihan dalam pemasaran dan distribusi film, serta prinsip-prinsip dan praktik film.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty mengatakan John Darling Fellowship membantu memperluas hubungan dan pemahaman antara Australia dan Indonesia.
“Film merupakan media penyampaian cerita yang kuat, yang dapat meningkatkan pemahaman antarbudaya. Saya harap, di masa depan kita akan menyaksikan lebih banyak lagi kisah-kisah Indonesia di Australia dan lebih banyak lagi kisah-kisah Australia di Indonesia,” tutur Dubes Greg Moriarty dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/7/2013).
Terpilihnya kedua sineas muda Indonesia itu, menurut Sara antara lain karena standar film yang diproduksi oleh kedua wanita tersebut setelah tinggal di Australia sungguh luar biasa.
“Heni dan Ilun adalah wanita luar biasa. Standar tinggi karya mereka di Australia dan sekembalinya mereka ke Indonesia merupakan bukti atas manfaat beasiswa ini,” tutur Sara.
Dwi Sujanti Nugraheni adalah direktur Festival Film Dokumenter Yogyakarta dan manajer program Masyarakat Dokumenter Indonesia. Heni telah menyutradarai dua film dokumenter dan dua film lagi sedang dalam pembuatan.
Sementara itu, Chairun Nissa lulus dari Institut Kesenian Jakarta pada 2009 dan telah membuat sejumlah film dan dokumentasi pendek, termasuk satu film yang terpilih untuk ditayangkan di sejumlah festival film internasional.
Dengan dukungan panitia, Yayasan Herb Feith dan Lembaga Australia-Indonesia, beasiswa ini bertujuan untuk mendukung generasi baru pembuat film dokumenter Indonesia.