Bisnis.com, LONDON-- Warga London Barat, Inggris, akan menyaksikan sejarah kuliner dan ilmiah ketika para ilmuwan memasak serta menyajikan burger daging sapi buatan untuk pertama kalinya pada Senin (5/8/2013).
Daging sapi untuk burger tersebut merupakan daging buatan di dalam tabung laboratorium yang diambil dari batang sel dan merupakan daging ciptaan pertama di dunia yang akan menjawab kelangkaan pangan dunia serta memerangi perubahan iklim global.
Pembuatan burger ini merupakan hasil penelitian bertahun-tahun oleh seorang ahli biologi pembuluh darah di universitas Maastricht bernama Mark Post, yang akan bekerja untuk memamerkan bagaimana daging itu ditumbuhkan di perlatan, yang suatu saat nanti mungkin menjadi pilihan daging dari ternak sapi.
"Burger ini terbuat dari otot sel yang diambil dari seekor sapi. Kami belum pernah mengubahnya dalam bentuk lain," papar Post dikutip Reuters, Sabtu (3/8/2013).
Dia menjelaskan daging untuk burger itu dirajut dari sekitar 20 ribu serat protein yang dibudidayakan dari batang sel sapi di laboratorium Post, di mana jaringannya tumbuh dengan menempatkan sel-sel pada sebentuk cincin, mirip donat, di sekeliling jeli nutrisi.
Untuk menghasilkan burger, para ilmuwan menggabungkan daging sapi buatan dengan bahan-bahan lain yang biasa dicampurkan untuk membuat burger seperti garam, tepung roti, dan tepung telur, sedangkan untuk warna alami merahnya digunakan sari buah bit merah dan safron.
"Untuk keberhasilannya harus dilihat, dirasakan dan semoga bisa bercita-rasa seperti yang asli."
Menurutnya, demonstrasi burger daging buatan diharapkan tidak hanya menghasilkan burger yang enak, tetapi juga temuan masa depan akan bahan pangan berkesinambungan, sesuai dengan etika dan ramah lingkungan sebagai alternatif produksi daging.
Menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2006, industri pertanian menyumbangkan perubahan iklim dalam skala mahabesar, pencemaran udara, penurunan daya dukung tanah dan penggunaan energi serta penurunan keberagaman hayati.
Laporan berjudul "Bayangan Panjang Ternak" menyebutkan bahwa industri daging menyumbangkan 18% gas rumah kaca dunia dan perbandingannya akan tumbuh seiring dengan pertambahan konsumen di negara-negara yang pertumbuhan penduduknya pesat seperti India dan China, karena memerlukan lebih banyak konsumsi daging.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), produksi daging diproyeksikan naik menjadi 376 juta ton sampai dengan 2030 dari 218 juta ton pada 1997-1999 dan permintaan dari pertumbuhan penduduk diperkirakan naik melebihi jumlah tersebut.