Bisnis.com, JAKARTA - Ratusan orang berbagai usia memadati Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), menyaksikan preview perdana pagelaran teater bertajuk 'IBU' karya Teater Koma, Kamis (31/10/2013), mulai pukul 19.30 WIB.
Ratusan orang, baik mewakili berbagai media massa, guru, mahasiswa, dan pekerja seni teater tersebut datang atas undangan Djarum Apresiasi Budaya, selaku mitra produksi Teater Koma, untuk menyaksikan pertunjukan 'IBU' sebelum dipentaskan kepada khalayak umum, mulai 1-17 November 2013.
Para penonton terlihat begitu menikmati setiap adegan yang dipentaskan, dengan selingan dialog-dialog sindiran kritik sosial yang tak jarang mengundang tawa audience saat menyaksikan karya saduran dari dramawan Jerman, Bertolt Brecht, berjudul Mutter Courage und Ihre Kinder atau Mother Courage and Her Children, tersebut.
Djarum Apresiasi Budaya kembali menndukung Teater Koma yang akan menggelar pertunjukannya ke-131, dengan lakon 'IBU'. Selain menjadi mitra dalam produksi tersebut, Djarum membagikan 150 tiket kepada para guru, mahasiswa dan pekerja seni teater di Jakarta.
"Selain mitra produksi, kami juga membuat program mengundang para guru, mahasiswa dan pekerja teater untuk turut datang menyaksikan preview perdana 'IBU'," tutur Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Pihaknya berharap program tersebut dapat memberikan ruang apresiasi bagi masyarakat, terutama yang belum sempat melihat karya Teater Kom sebelumnya, sehingga mereka menemukan referensi mengenai sajian artistik serta konsep dramaturgi yang detail dari karya Teater Koma.
"Selama 36 tahun keberadaannya, Teater Koma telah banyak melahirkan para seniman yang produktif untuk mengembangkan dan memajukan seni pertunjukkan di Indonesia. Dan tidak banyak kelompok teater yang sanggup menggelar pertunjukan berminggu-minggu seperti Teater Koma dengan konsistensi kualitas produksi yang terjaga," ujarnya.
Kali ini, lanjutnya, melalui kisah perang abad-17, Teater Koma mengajak untuk merenungkan kembali apakah ada pihak yang benar-benar meraih untung dalam perang, yang dipertunjukkan dengan lakon “IBU”.
Sebuah lakon yang berkisah tentang perang abad ke-17 yang tetap menjadi dasar politik masa kini, juga sering disebut sebagai salah satu lakon sandiwara terbaik abad ke-20.
Lakon ibu bercerita tentang sosok Ibu Brani, yang mencium peluang bisnis di tengah perpecahan yang melanda negaranya.
Tanpa peduli pada kehancuran dan kebobrokan yang ada di sekitarnya, Ibu Brani bertekad meraih untung dari perang dan berharap perang tak pernah berakhir.
Namun, ketika kedua putranya direkrut menjadi tentara, Ibu Brani tertatih menuju ketidakpastian, antara meraih ambisinya atau menjadi korban perang.
"Tema ini sesuai dengan keadaan masyarakat jaman sekarang yang tengah dirundung ketidakpastian antara idealisme maupun realitas. Naskah ini sudah disiapkan sejak tahun 80-an, namun karena berbagai hal baru bisa dipentaskan saat ini," tutur Nano Riantiarno, Penyadur Naskah sekaligus Sutradara IBU.
Tokoh Ibu Brani akan diperankan oleh Sari Madjid, sosok yang tak asing di Teater Koma. Dia telah memerankan tokoh Engtay sebanyak 80 kali di lakon Sampek Engtay sejak 1998 sampai 2004.
“Kurang lebih ada 45 pemain 11 pemusik dan 50 orang kru di belakang panggung, tidak terlalu kolosal, tapi memang melibatkan banyak orang,” ujar Ratna Riantiarno, Pimpinan Produksi IBU.
Durasi pementasan IBU sekitar 3 jam 20 menit denganm total 14 scene. Pementasan IBU akan digelar setiap hari, mulai 1-17 November 2013 di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki pukul 19.30 WIB. Namun khusus untuk Minggu akan dimulai pukul 13.30 WIB.