Bisnis.com, JAKARTA- Filsuf asal Indonesia Karlina Supelli menilai reformasi yang terjadi saat ini membawa banyak perubahan terhadap praktik pekerja budaya, khususnya yang menyangkut kebebasan berekspresi.
"Namun pada saat bersamaan, nalar ekonomi dan korporasi mencengkram pengaruhnya ke hampir semua bidang kehidupan," paparnya dalam pidato Kebudayaan dan Kegagapan Kita di Teater Jakarta, Senin (11/11/2013) malam.
Menurutnya, asal muasal nalar korporasi merupakan kepentingan ekonomi dan politik atau lebih dikatakan sebagai nalar ekonomi yang digerakan motif dagang.
Dia mengatakan nalar ekonomi tersebut awalnya memiliki tujuan mulia yang lahir dari Eropa Barat. Sehingga dari sejarah ekonomi dan politik masyarakat bisa belajar motif dagang yang berakhir pada kehancuran negara yang tersusupi berbagai elemen konstitusional.
Karlina menambahkan jika pengertian kebudayaan dikembalikan seutuhnya, konsep warga negara akan tercipta dengan baik."Dengan begitu, cita-cita kebudayaan akan menghasilkan warga yang menjunjung tinggi nilai politik, ekonomi, pendidikan, hingga seni," ungkapnya.