Show

Wayang Sulit Berkembang, Perlu Terobosan agar Diminati Masyarakat

Rahmayulis Saleh
Sabtu, 21 Desember 2013 - 20:38
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-- Wayang di dalam negeri sulit untuk dipertahankan, apalagi dikembangkan. Perlu terobosan dan strategi untuk menarik minat masyarakat terhadap kesenian tradisional itu.

Profesor Sarlito Wirawan Sarwono, psikolog yang juga Mantan Ketua Komunitas Wayang Universitas Indonesia (KWUI),  mengatakan wayang-wayang klasik bertemakan Mahabarata dan Ramayana, sudah mulai tergeser dengan bentuk-bentuk wayang kreatif model baru, lebih mengarah ke tema kontemporer (sosial-politik).

Contoh yang paling radikal, katanya, adalah Opera van Java (OVJ) yang makin lama makin melenceng dari tema semula. Yaitu cerita wayang yang diparodikan (kini sudah menjadi kisah artis kondang yang diwayangkan). 

"Padahal justru adanya tema Mahabarata dan Ramayana inilah yang menjadi benang merahnya wayang, dari India sampai Pulau Lombok," ujar Sarlito dalam sarasehan Cintailah Kebudayaan Indonesia, yang diselenggarakan oleh Union Internationale de la Marionnette (Unima) Indonesian, di Jakarta, Sabtu (21/12/2013).

Dia mengatakan berbagai upaya sudah dilakukan oleh pendekar-pendekar wayang Indonesia.

"Di antaranya Ibu Nani Sudarsono dengan Sekar Budaya Indonesia dan Wayang Orang Barata, Bapak dan Ibu Luluk Sumiarso, serta Ibu Endang Purnomo dengan fanatik masih manggung sebagai anak wayang sampai sekarang. Juga Bapak Jaya Suprana pernah menggelar opera wayang orang di Opera House Sydney, Australia," katanya.

Selain itu, lanjutnya, ada Ki Mantep Sudarsono yang ikhlas mendalang gratis jika diundang ke UI, Undung Wiyono dkk menerbitkan Ensiklopedia Wayang, dan masih banyak pendekar wayang lainnya. "Tapi hasilnya masih begitu-begitu saja," ujarnya.

Untuk itu, tambah Sarlito, diperlukan upaya yang lebih strategis untuk menjadikan wayang ini sebagai salah satu budaya, yang juga bisa meningkatkan hubungan internasional Indonesia, dan untuk kesejahteraan bangsa. 

Menurut dia, penghargaan World Heritage saja dari Unesco tidak cukup. Perlu langkah-langkah lebih lanjut yang kongkrit. "Sudah saatnya sekarang kita mencari langkah terobosan yang bisa menarik minat generasi muda terhadap wayang," ungkapnya.

Penulis : Rahmayulis Saleh
Editor :
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro