Bisnis.com, JAKARTA- Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menggelar Malam Anugerah Sayembara Kritik Sastra yang sudah menjadi tradisi DKJ sejak 2005.
Untuk edisi 2013 ini, ada 106 judul kritik sastra yang diterima oleh panitia dan dinilai oleh Dewan Juri yang tahun ini terdiri dari Sapardi Djoko Damono, Afrizal Malna, dan Katrin Bandel.
“Di masa mendatang karya-karya kritik sastra diharapkan terus lahir dan terus mewarnai perjalanan sastra Indonesia”, ujar Ketua Komite Sastra, Fikar W. Eda dalam keterangan yang diterima Bisnis, Rabu malam (15/1/2014).
Tema Sayembara Kritik Sastra DKJ 2013 adalah Sastra Indonesia Kontemporer, Satu Dasawarsa. Tema ini diambil karena telah 13 tahun kita memasuki abad (bahkan milenium) baru dan tentu banyak hal yang telah berubah.
Malam Anugerah Sayembara Kritik Sastra DKJ 2013 akan diadakan pada Jumat, 17 Januari 2014 di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki. Rangkaian acaranya akan dimulai pukul 15.00 WIB dengan diskusi kritik sastra bertema Kritik, Sastra, dan Politik Orde Baru.
Hadir sebagai pembicara A.S. Laksana (penulis dan pendiri Sekolah Menulis Jakarta School), Martin Aleida (penulis dan pendiri Meja Budaya), dan Wijaya Herlambang (Penulis buku Kekerasan Budaya Pasca 1965). Diskusi ini akan membahas makalah yang ditulis oleh Wijaya Herlambang dengan judul September: Meninjau Kembali Mimpi Buruk sebuah Bangsa.
Pembacaan pertanggungjawaban penjurian Sayembara Kritik Sastra DKJ 2013 oleh dewan juri dimulai pukul 19.30 WIB dan akan ditutup dengan penampilan band FLOAT, yang siap membuat anda terapung dengan musik-musik mereka.
Geliat sastra tidak hanya terpusat di kota-kota besar, melainkan juga menyebar begitu masif ke berbagai pelosok negeri. Hanya saja geliat sastra Indonesia belum diimbangi dengan karya-karya kritis memperbincangkan sastra.
Program Kritik Sastra dimaksudkan untuk merangsang lahirnya karya kritik sastra bernas yang mewarnai kehidupan sastra kontemporer Indonesia satu dasa-warsa terakhir.
Bagi Dewan Kesenian Jakarta, sayembara semacam ini sangat penting untuk menjawab kebutuhan akan telaah (kritik) sastra yang serius, mendalam, inspiratif, dan menyuarakan zamannya.