Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih berencana menghasilkan buku berupa memoar setelah pensiun dari posisi Presiden RI, menyusul peluncuran buku tulisan pribadinya Selalu Ada Pilihan kemarin (17/1/2014).
SBY menegaskan bahwa buku tersebut bukan autobiografi, bukan memoar, melainkan merupakan refleksi dan pembelajaran.
Selalu Ada Pilihan merupakan buku pertama yang ditulis oleh Presiden SBY. Setelah pensiun menjadi Presiden, Dia berencana menerbitkan kembali sebuah memoar.
Hal itu dikemukakan SBY saat meluncurkan buku yang merupakan kumpulan catatan pribadi dan pengalamannya semasa menjabat Presiden RI di Assembly Hall, Jakarta Convention Center.
"Memang benar, buku ini bukan otobiografi atau memoar politik. Itu ditulis nanti setelah saya tidak lagi jadi pemimpin di negeri ini. Buku ini agak tebal, bukan sebuah teks book yang sarat teori, bukan kritikal analisis yang bersifat ilmiah. Tapi refleksi dan pembelajaran," ujarnya.
Buku tersebut, ujarnya, dipersemahkan terutama untuk pecinta demokrasi dan calon pemimpin Indonesia di masa mendatang.
SBY mengemukakan bahan-bahan untuk buku setebal 824 halaman tersebut dikumpulkan di tengah waktu senggang seperti saat subuh, menjelang tidur, dan dalam perjalanan udara.
"Pada akhir 2012, saya ingat yang disampaikan teman-teman pada 2009 untuk menyampaikan sesuatu kepada rakyat lewat buku. Sejak itu saya putuskan, saya persiapkan buku dengan mengorbankan waktu senggang saya yang amat terbatas," ujar SBY.
Dalam sambutan yang dibacakan Deputy Publisher Kompas Gramedia ST. Sularto, Pemimpin Kompas Jakob Oetama mengatakan SBY termasuk salah satu dari sedikit pemimpin negara yang meluncurkan buku saat masih menjabat.
Selain SBY, pemimpin yang pernah meluncurkan buku saat masih menjabat posisi Kepala Negara yaitu Nelson Mandela (Afrika Selatan), Lula da Silva (Brazilia), Ariel Sharon (Israel), dan Lee Myung Bak (Korea).