Ilustrasi/Bisnis
Fashion

Indonesia Fashion Week 2014: Semarak 400 Merk Busana

Miftahul Khoer
Sabtu, 15 Februari 2014 - 08:24
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA- Mimpi Indonesia untuk menjadi pusat mode dunia pada 2025 memang setinggi langit. Namun tak salah jika alasannya bercita-cita menggeser Paris yang sudah lebih dulu dicap sebagai pusat mode dunia.

Terpenting adalah upaya dan kerja keras, angan-angan itu menjadi hal yang niscaya.

Keseriusan itu salah satunya dilakukan dengan menggelar Indonesia Fashion Week (IFW) 2014. Ajang fesyen akbar untuk ketiga kalinya ini akan digelar pada 20-23 Februari 2014 di Jakarta Convention Center (JCC).

Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) dan Radyatama selaku penggagas IFW sebagai event tahunan bergengsi ini.

Tak tanggung-tanggung, ajang mewah bagi insan mode ini didukung empat kementerian antara lain Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian KUKM. Selama tiga hari berselang, ajang ini akan menampilkan fashion show, pameran dagang, kompetisi, seminar, workshop dan talks how 

Direktur IFW 2014 Dina Madiani memaparkan pihaknya tak main-main untuk menggelar IFW 2014. Melalui konsep local dan green movement, karya-karya anak bangsa diharapkan mampu dilirik hingga ke belahan dunia. Konsep ini memiliki program jangka panjang bersama Kemenperin.

“Fokus yang digarap adalah standardasisasi proses pewarnaan alam yang sudah dimulai pada Swarnafest 2013 di Alor, Nusa Tenggara Timur” paparnya.

Local movement merupakan kampanye mengenakan produk dalam negeri. Dengan adanya gerakan ini diharapkan produk lokal dalam negeri semakin bertambah dalam mewujudkan produksi karya anak bangsa.

Di samping itu untuk mendorong generasi muda yang akan tampil pada Indonesia Fashion Design Competition dalam rangakaian IFW tersebut.

Menurutnya, melalui local movement juga, tidak menutup kemungkinan cita-cita Indonesia menuju pusat mode dunia pada 2025 akan terwujud. Pihaknya meyakini jika tren dan kampanye tersebut terus digalakkan, publik internasional akan perlahan menoleh ke industri fesyen dalam negeri.

Apalagi, lanjutnya, pihak IFW telah bekerja sama dengan Kemenparekraf dalam sebuah lembaga tren. Gagasan besar dalam lembaga tren tersebut yakni Indonesia Trend Forecasting yang melibatkan seluruh pelaku ekonomi kreatif seperti desainer, pengamat mode, akademisi hingga media.

Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu mengatakan industri fesyen menyumbang kedua terbesar dari ekonomi kreatif pada 2013 sebesar Rp181 triliun. Meski fesyen hanya menyumbang 2% terhadap produk domestik bruto (PDB), namun industri ini telah menyerap 3,8 juta tenaga kerja dari 11,9 juta tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif.

“Kita ingin industri fesyen go local dan go green. Ini harus fokus bagaimana dan seperti apa ciri khas yang dimiliki Indonesia. Jadi kearifan lokalnya harus diterjemahkan a la indonesia, karena ekspor fesyen kita sudah mencapai Rp76 riliun. Ke depan harus sebisa mungkin menggunakan bahan baku ramah lingkungan yang dimiliki Indonesia,” ujarnya 

Dina menambahkan, pada IFW 2014, kolaborasi empat brand garmen yang tergabung dalam Asosiasi Pemasok Garmen dan Aksesori Indonesia (APGAI) dengan empat desainer akan menampilkan produk-produk yang menarik.

Total secara kesuluruhan yang meramaikan IFW 2014 sendiri mencapai hampir 400 brand.

 

 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro