Bisnis.com, JAKARTA — Sedikitnya 11 perancang busana muslim mewujudkan busana muslim bertema Ethic Spiritual yang memadukan kain-kain daerah dan bahan modern dengan penampilan yang feminin dan indah.
Kesebelas perancang itu adalah Si Se Sa, Toera Imara, Nieta Hidayani, Sukriyah Reborn 29, Yuyuk Nurmansyah, Metamofoz by Misan, Paradise Batik by Mudrika, Ade Listiani, Safatiwi Gadeng, Tuty Adib dan Nuniek Mawardi. Mereka menampilkan karya mereka dalam rangkain Indonesia Fashion Week 2014 di JCC, Jumat sore (21/2/2014)
Para perancang mode yang berasal dari berbagai kota itu menampilkan kekhasan dari daerah masing-masing ada batik, bordir, tenun ikat, tenun Bali, motif poleng (hitam putih), motif lurik, dan kanvas. Mereka antara lain berasal dari Jakarta, Bandung, Aceh, dan Bali.
Kebanyakan busana itu terdiri dari one piece, dan ada juga two pieces. Bahan Indonesia yang kaya motif ini ditampilkan sebagai fokus dari setiap busana itu. Perancang itu memadukan bahan bermotif dan polos dengan komposisi bermotif lebih sedikit dibandingkan dengan polos, sehingga motif lebih jelas terlihat.
Namun ada di antaranya menampilkan busana muslim dengan komposisi bahan bermotif lebih banyak dibandingkan dengan polos. Bahkan memadukan banyak motif, banyak teknik, banyak warna, sehingga berkesan ramai. Busana ini cocok dipakai oleh orang-orang yang berani tampil beda.
Sesuai dengan tujuan Indonesia Fashion Week untuk menampilkan kekayaan lokal dengan selera internasional dalam upaya mewujudakan Indonesia sebagai pusat mode dunia pada 2025, para perancang tersebut menggali kekayaan lokal dengan penampilan internasional. Diharapakan koleksi mereka diminati oleh pembeli asing. Kebanyakan busana itu hadir dengan bentuk A-line yang feminin.
Kombinasi warna-warna pastel, hitam dan putih mendominasi peragaan tersebut. Ada juga warna hijau dan cokelat. Sebut saja Si.Se.Sa, Metamofoz by Mizan, Tuty Adib, Nuniek Mawardi, Sukriyah Reborn 29, Yuyuk Nurmansyah, Metamofoz by Misan, Ade Listiani, Safatiwi Gadeng. Berbeda dengan Toera Imara, Paradise Batik by Mudrika, dan Neita Hidayani menghadirkan ada warna-warana cerah seperti marun, fucia, kuning, dan biru.
Si.Se.Sa dan Nuniek Mawardi mengadirkan busana warna-warna pastel yang romantic. Umumnya busana itu hadirkan dengan warna monocrom. Untuk berkesan romatik dengan menggunakan bahan yang lembut seperti sifon, sehingga bahan dapat mengikuti gerak si pemakai.
Namun, berbeda aksennya. Si. Se,Sa meghadirkan atasan atau rok bertumpuk. Ada yang bagian ujungnya diberi sentuhan renda, dan ada pula dibagian bawahnya dibuat bergelombang, sehingga memberi kesan romantis. Sedangkan aksen dari rancangan Nuniek lebih bervariasi. Ada tambahan motif yang dibuatnya dari bahan kanvas, ada ikat-ikatan, draperi.
Tuty Adib menampilkan teknik lipat origami dari Jepang. Ada pula yang menggunakan bahan lurik.
Ade Listiani mengusung tema hitam putih. Dia menghadirkan busana dengan memadukan warna hitam putih, dan ada pula aksen warna kotak-kotak hitam putih yang kalau di Bali disebut kain poleng.