Bisnis.com, JAKARTA -- Masih dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional, penting bagi anak-anak untuk bisa memenuhi kebutuhan gizi demi mencegah stunting menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia pada 2023, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 21,5% dan sebagian besar anak yang mengalami malnutrisi juga kekurangan vitamin D.
Medical PT Kalbe Farma Tbk, dr. Karen Denisa, mengingatkan pentingnya vitamin D sebagai tambahan gizi untuk tumbuh kembang si kecil.
“Tubuh kita butuh nutrisi untuk bisa bekerja dengan optimal, yaitu karbohidrat, protein, lemak dan salah satunya yang paling sering dilupakan adalah vitamin D. Karena vitamin D memiliki fungsi yang sangat banyak, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki," ujarnya, dikutip Selasa (28/1/2025).
Salah satu fungsi yang paling penting dari vitamin D adalah untuk penyerapan kalsium di dalam tubuh. Apabila asupan vitamin D kurang, penyerapan kalsium dalam tubuh akan kurang dan efeknya, apalagi pada anak-anak, bisa mengganggu tubuh kembang akibat pertumbuhan tulang tidak maksimal.
Gejala Kekurangan Vitamin D
Kekurangan vitamin D dapat ditunjukkan dengan tanda-tanda pertumbuhan tulang anak menjadi lambat, tulangnya lunak, atau sering sakit.
"Khususnya bagi anak-anak yang zaman sekarang gemar bermain gadget di rumah dibandingkan main di luar rumah, sehingga jarang sekali terkena paparan sinar matahari. Gejala dan hal tersebut merupakan indikasi untuk mengonsumsi suplementasi vitamin D,” kata Karen
Sumber Vitamin D
Ada banyak sumber Vitamin D, salah satunya dari sinar matahari, yang bisa membuat zat di kulit berubah menjadi vitamin D di tubuh secara alami. Namun cara mencari sumber ini terbilang rumit, karena yang dibutuhkan dari sinar matahari adalah UVB dan kadarnya tidak boleh terlalu tinggi.
"Apabila ingin mendapatkan vitamin D dari matahari, disarankan dengan berjemur di pagi hari pada pukul 07.00 hingga 09.00, dengan durasi kurang lebih 10—15 menit," jelasnya.
Selain dari sinar matahari, 10—20% kebutuhan di tubuh terhadap vitamin D juga didapatkan dari makanan, terutama dari sumber makanan protein hewani.
"Sumber asupan vitamin D bisa dari ikan berlemak seperti salmon atau tuna, kemudian kuning telur yang mudah didapatkan. Lalu hati sapi atau juga susu, itu mengandung vitamin D," imbuhnya.
Namun, kadang-kadang matahari dan makanan saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin D kita. Terlebih bagi yang sudah mengalami gejala dan divonis dokter mengalami defisiensi vitamin D.
"Pastinya orang tua punya ingin imunitas anak tetap terjaga, supaya tidak mudah sakit dan bolos sekolah, supaya anak tetap rajin banyak beraktivitas. Jadi, untuk kasus seperti ini bisa juga ditambahkan dengan suplemen vitamin D. Suplementasi vitamin D bisa membersamai tumbuh kembang anak, karena anak membutuhkan kalsium dan imunitas," tambahnya.