Ilustrasi/Bisnis.com
Fashion

Apa Itu Skizofrenia? Ini Penjelasannya

Puput Ady Sukarno
Minggu, 23 Februari 2014 - 23:45
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pada suatu malam, Irene merasa ada penyusup yang masuk ke rumahnya. Ia membangunkan Carlo dan Flor untuk menakuti penyusup tersebut. Malangnya, ketika hendak mengejar jejak penyusup, Carlo tertabrak mobil saat keluar dari rumah.

Pada saat dirawat di rumah sakit tempat Irene bekerja itulah Carlo melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Irene berbicara seorang diri, seolah-olah dia sedang berbincang-bincang dengan orang lain.

Setelah kejadian tersebut, Irene semakin sering terlihat berbicara sendiri. Dalam benak Irene, dia kembali ke jaman pemberontakan dimasa pemerintahan Imelda Marcos dimana ibu Irene merupakan salah satu relawan yang merawat kaum pemberontak.

Karena Irene sering kali terlihat berbicara sendiri dirumah, keluarganya memutuskan untuk memanggil paranormal karena mereka berpikir bahwa mungkin saja Irene melihat makhluk halus.

Demikian sedikit penggalan adegan seseorang yang mengidap penyakit skizofrenia, dalam film Shadow of the Past, yang ditayangkan di Senayan XXI  oleh Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI), belum lama ini, sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat mengenai penyakit skizofrenia.

“Skizofrenia bukan penyakit keterbelakangan mental dan bisa disembuhkan. Banyak orang dengan skizofrenia berprestasi dan kembali produktif,” tutur Bagus Utomo, Ketua KPSI.

Menurutnya selama ini, karena minimnya pengetahuan, banyak terjadi salah anggapan dalam masyarakat bahwa apabila ada orang berbicara sendiri itu sedang terkena gangguan makhluk halus. Padahal belum tentu, bisa saja ketika dilakukan pemeriksaan secara medis, bisa saja itu skizofrenia.

Lalu, sebenarnya apa itu skizofrenia? Bagaimana terapi yang tepat untuk mengatasinya?

Menurut Dokter Danardi Sosrosumihardjo, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) mengatakan bahwa intervensi medis sangat diperlukan bagi penderita skizofrenia, karena skizofrenia merupakan penyakit jiwa terberat dan kronis dimana penderita memiliki gangguan dalam memproses pikirannya sehingga timbul halusinasi, delusi, pikiran yang tidak jelas dan tingkah laku atau bicara yang tidak wajar.

Gejala-gejala tersebut dikenal sebagai gejala psikotik, yang menyebabkan penderita skizofrenia mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang lain, bahkan menarik diri dari aktivitas sehari-hari dan dunia luar.

“Skizofrenia biasanya muncul pada masa remaja atau dewasa muda, walaupun ada juga yang baru muncul pada orang berusia di atas 40 tahun. Sebaiknya gejala  awal segera ditangani sejak dini, sehingga akan memberikan hasil yang lebih baik,” tuturnya.

Menurutnya tidak ada satu penyebab pasti skizofrenia. Seperti penyakit kronis lainnya (diabetes atau penyakit jantung), banyak faktor bersama-sama berkontribusi terhadap terjadinya skizofrenia, antara lain faktor genetis, kondisi pra-kelahiran, cedera otak, trauma, tekanan sosial dan stress. Pemakaian narkotika dan obat-obatan psikotropika juga dapat menjadi faktor pemicu skizofrenia.

“Ketika gejalanya bertambah buruk, episode-episode ini sering muncul secara berulang-ulang atau yang dikenal dengan istilah kambuh/relapse. Setiap kali terjadi kekambuhan sulit untuk dikendalikan dan semakin lama akan semakin parah. Selama masa kekambuhan ini, penderita skizofrenia berisiko untuk dirawat di rumah sakit,” ujarnya.

Menurutnya penyebab terbesar terjadi kekambuhan adalah ketidak patuhan pengobatan. Lalai pengobatan satu hari dalam setahun meningkatkan risiko untuk perawatan di Rumah Sakit. “Dan berdasarkan data, biasanya 3 dari 4 pasien lalai minum obat,” terangnya.

Terapi Skizofrenia

Pasien akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk kembali pulih dan berfungsi seperti semula apabila pengobatan dan terapi dilakukan lebih dini. Kemudian, karena skizofrenia merupakan penyakit kronis, maka terapi yang dilakukan juga jangka panjang.

Apabila Skizofrenia tidak diterapi dengan baik, akan mengakibatkan kekambuhan. Semakin sering kekambuhan terjadi, kondisi pasien akan semakin menurun dan resiko kerusakan otak permanen menjadi semakin besar.

Terapi Skizofrenia melibatkan tim kesehatan (Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa/Psikiater, perawat, pekerja sosial), pasien dan keluarga pasien untuk bekerja bersama mengatasi skizofrenia.

Terapi skizofrenia biasanya merupakan kombinasi antara pengobatan dan psikoterapi (dikenal juga sebagai terapi bicara. Pengobatan diperlukan untuk menurunkan gejala skizofrenia.

Psikoterapi dapat membantu pasien untuk memahami, menerima dan menjalani penyakitnya. Hal ini diperlukan untuk memperbaiki perilaku sosial pasien dan berintergasi ke dalam masyarakat kembali.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro