Bisnis.com, JAKARTA-Digital Archipelago, start-up yang fokus pada digitalisasi sastra Indonesia melalui buku audio, meluncurkan novel Ronggeng Paruk Karya Ahmad Tohari.
Novel yang diadiokan ini narasinya dibawakan oleh Butet Kertaredjasa.
Peluncuran tersebut menjadikannya sebagai novel audio pertama berbahasa Indonesia.
Novel Ronggeng Dukuh Paruk bercerita tentang kisah antara Srintil, penari ronggeng muda, dan Rasus, teman sejak kecil yang berprofesi sebagai tentara.
Malapetaka politik 1965 membuat mereka terseret dalam arus konflik dan divonis sebagai pengkhianat negara.
Ahmad Tohari mengatakan karyanya berisi tentang perasaan dia sebagai saksi 1965.
Dia mengharapkan kesaksiannya bisa didengarkan semakin banyak orang.
"Ketika membaca mungkin emosinya tidak sehebat ketika mendengarkan narasi," terangnya pada peluncuran di Jakarta, Jumat (7/3/2014)
Menurut Hristina Nikolic Murti, salah seorang pendiri Digital Archipelago, buku audio ini berdurasi 23 jam.
Bagian-bagian yang pernah disensor dimunculkan dalam buku audio ini.
"Diharapkan buku ini menjadi nafas baru," jelasnya.
Murti mengatakan digitalisasi novel itu untuk memberikan kehidupan baru di internet.
Selain novel Ahmad Tohari, Digital Archipelago akan menerbitkan buku audio Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi AG; Saksi Mata, Jazz, Parfum dan Insiden serta Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara karya Seno Gumira Ajidarma.
Karya sastra audio dalam edisi kedua adalah puisi Gunawan Muhammad, novel Putu Wijaya, yang hendak diaudiokan menggunakan bahasa Inggris atau Jerman.