Bisnis.com, JAKARTA - Pesona Kota Tua menyedot banyak perhatian, termasuk para pencari nafkah. Baik dengan berdagang, mengamen hingga memberikan sajian pertunjukan kesenian.
Memasuki akhir pekan dan hari libur, Kota Tua dibanjiri pengunjung. Banyak pihak yang mengambil keuntungan ini, dari para pedagang makanan, penyewa sepeda, ataupun sajian lain, seperti atraksi kuda lumping dan manusia patung.
Atraksi kuda lumping menyedot perhatian pengunjung. Pertunjukan Kuda Lumping menyajikan atraksi yang tak biasa bagi warga ibu kota, walau dalam menyaksikannya beberapa pengunjung harus menahan ketakutannya.
“Ngeri sih, tapi ya asyik. Kan jarang dilihat,” ujar Aldo, pelajar asal Depok (8/3/2014). Para pemain kuda lumping tidak mematok harga untuk pertunjukannya mereka hanya menunggu keikhlasan para penikmatnya.
Imron Sebagai pamong Kuda lumping asal Surabaya ini, mengatakan bahwa inilah salah satu hiburan untuk warga Jakarta. “Ya, saya jauh-jauh dari Surabaya karena melihat di Jakarta jarang ada Kuda Lumping” ujar Imron (8/3/2013). Omset untuk kuda lumping ini berkisar Rp200.000 hingga Rp500.000.
Lain halnya dengan para manusia batu, dengan menggunakan cat dan kostum mereka menyulap dirinya sebagai patung berbagai karakter tokoh nasional. Sebut saja seperti tentara, Bung Tomo, hingga Jendral Sudirman. Keunikan mereka mengundang minat pengunjung Kota Tua untuk berpose dengan mereka.
Idris yang memerankan tokoh Bung Tomo, mengutarakan bahwa dengan kekhasan karakter sesuai dengan suasana Kota Tua itulah yang mengundang perhatian para pengunjung. “oh, sangat menyukai ya, secara ga langsung kita memerankan suatu tokoh pahlawan seperti saya Bung Tomo” ungkap Idris kepada Bisnis.com (8/3/2014).
Menjadi manusia patung ternyata merupakan profesi yang menjanjikan, saat akhir pekan tiba mereka bisa mendapat omset hingga Rp500.000. Sedangkan untuk hari besar seperti Hari Pahlawan dan Hari Kemerdekaan, omzet mereka mencapai Rp1,6 juta.
Cara mencari nafkah yang tak biasa, tetapi ternyata punya omzet yang menjajikan.
