Ilustrasi/Bisnis.com
Show

Asmudjo J. Irianto Gelar Pameran Unoriginal Sin: Art in the Expired Field

Miftahul Khoer
Minggu, 16 Maret 2014 - 20:09
Bagikan

Bisnis.com - JAKARTA - Selasar Sunaryo Art Space bekerja sama dengan Valentine Wille Special Projects menggelar pameran karya Asmudjo Irianto berjudul Unoriginal Sin: Art in the Expired Field di Ruang B dan Ruang Sayap, Selasar Sunaryo Art Space pada 21 Maret - 13 April 2014.

Pameran Unoriginal Sin merangkum pandangan kesenirupaan yang dipercaya oleh Asmudjo Jono Irianto, seniman kelahiran Bandung, yang mewujud pada karya-karya fotografi, lukisan, patung dan instalasi yang telah dia buat sepanjang tahun 2013 hingga awal tahun 2014 ini.

Asmudjo Jono Irianto adalah sosok multitalenta. Dia adalah seorang kurator independen, yang telah memiliki reputasi dalam medan seni rupa kontemporer Indonesia. Dia juga juga seorang pengajar yang memilliki karakter partikular di Jurusan Seni Rupa dan Desain, Insititut Teknologi Bandung.

Asmudjo juga menjadi ahli keramik dan kriya yang kerap membagi pengetahuannya serta menjadi konsultan pemerintah untuk mengadakan pameran, seminar dan lokakarya.

Dia tertarik dengan dunia desain dan arsitektur yang mengondisikannya untuk mendalami aspek-aspek teknis bidang-bidang itu. Terakhir, hingga kini ia juga aktif sebagai seniman yang masih diundang untuk mengikuti beberapa pameran bersama. Unoriginal Sin: Art in the Expired Field menjadi pameran tunggal ketiganya setelah Kleptosigns (2000) dan Debt Store (2002).

Karya-karyanya saling mempengaruhi satu sama lain, setidaknya pada pameran ini. Karya-karya dalam pameran ini menjadi implementasi selera personalnya pada teknik penciptaan karya seniman-seniman seperti Christian Boltanski, Kara Walker, Chuck Close, Martin Puryear dan lain-lain.

Seperti dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Minggu (16/3/2014), pameran tersebut secara rinci menciptakan beberapa karya dengan penampakan formal yang mendekati karya seniman-seniman tersebut. Sisi perfeksionis pada peniruan itu secara ‘ironis’ diakui Asmudjo hanya berdasarkan atas selera personalnya sendiri.

Posisinya sebagai seniman dalam pameran ini benar-benar dimanfaatkannya untuk berjarak, dengan tidak membicarakan hal-hal konseptual mengenai karyanya, apalagi untuk menjustifikasi karya-karyanya sendiri sebagai sebuah karya yang berwacana tertentu. Sebagai seorang seniman ia tidak ingin menempatkan diri sebagai ‘kurator’.

Karya-karya apropiasi itu juga ditampilkan secara bermain-main, mengolok-olok dan sinis. Selain itu, mereka juga menampilkan sosok Asmudjo dengan beberapa pose dan gestur yang mewakili kualitas-kualitas khas ‘selera rendah’ seperti seronok, sarkastik, sensasional, kampungan dan lain-lain.

Tindakan mengapropriasi, meniru dan merujuk tersebut menggarisbawahi judul pameran ini, bahwa ia sebagai perupa memiliki kecenderungan untuk terpengaruh oleh perupa lain serta meminjam ikon, gagasan dan pengetahuan dari bidang-bidang kehidupan yang lain.

Pada rangkaian pameran tersebut juga akan digelar Artis Talk pada Minggu (23/4/2014) pukul 15.00 WIB di Bale Handap yang dibuka pada pukul 10.00 - 17.00 WIB. Pameran sendiri dikuratori oleh Jim Supangkat. Pembukaan pameran bertempat di di Amphiteater pukul 19.00 WIB.

Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Sepudin Zuhri
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro