Perubahan arah permainan yang didominasi oleh permainan dalam ruangan dengan menggunakan teknologi mengikis permainan yang dahulu dimainkan di luar ruangan. /bisnis.com
Relationship

PERMAINAN TRADISIONAL: Beleid Penyelamat dari Mendikbud

Inda Marlina
Minggu, 20 April 2014 - 14:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sjamsul Hadi, Kasubdit Pengetahuan dan Ekspresi Budaya Tradisional Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengakui kekhawatiran hilangnya permainan tradisional di Indonesia mendorong Kementerian tersebut menyusun Peraturan Menteri (Permen) Pendidikan dan Kebudayaan No.10/2014 tentang Pedoman Pelestarian Tradisi.

Syamsul mengatakan beleid tersebut memperjelas arah pemerintah dalam menguatkan karakter kepribadian bangsa. Bila dirunut, upaya melestarikan permainan tradisional dimulai sekitar 1997. Perintisan pelestarian dimulai dari penyusunan data-data dan penerbitan buku mengenai Permainan Tradisional yang bersumber dari museum milik pemerintah di Indonesia.

Setelah memasuki era 2000-an, upaya lain dilakukan oleh pemerintah dalam pelestarian permainan tradisional adalah mengadakan Pesta Permainan Tradisional Anak (PPTA) yang telah terlaksana 7 kali. Acara tersebut diselenggarakan setiap tahun di satu kota yang berbeda di Indonesia.

Tahun ini, Kota Kendari di Sulawesi Tenggara dipercaya untuk menjadi tuan rumah perhelatan pada 25-28 April nanti. Dalam acara yang diselenggarakan 3 hari tersebut, akan terdapat spot-spot yang memperkenalkan permainan tradisional terutama permainan khas dari Sulawesi Tenggara.

Tidak hanya itu, pihaknya juga telah memasukan permainan tradisional ke dalam kurikulum pendidikan. Salah satu yang telah dibuat yaitu modul Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Lokal Jawa Timur.

“Jawa Timur merupakan daerah percobaan aplikasi modul pelajaran tersebut.Penyusunan modul ditargetkan berlanjut untuk per provinsi seluruh Indonesia.”

Perubahan arah permainan yang didominasi oleh permainan dalam ruangan dengan menggunakan teknologi mengikis permainan yang dahulu dimainkan di luar ruangan. Selain perubahan arah ketertarikan anak terhadap teknologi, Kasubdit Komunitas Kepercayaan Sri Guritno mengatakan faktor lain adalah pertumbuhan penduduk dan keterbatasan lahan. Permainan tradisional memang membutuhkan lahan luas, minimal cukup untuk berlari. (Inda Marlina & Deliana Pradhita Sari)

Penulis : Inda Marlina
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro