Bisnis.com, JAKARTA - Di Indonesia, kita sering mendengar istilah Sangkal Putung, yang bisa diartikan sebagai pengobatan alternatif penyambungan tulang yang patah akibat kecelakaan dengan metode tradisional tanpa operasi bedah.
Meski kadang sedikit berbau klenik, pengobatan ini demikian populer hingga terkenal di seantero Tanah Air. Begitu banyak cerita-cerita kesembuhan melalui metode ini.
Namun tak sedikit pula yang berujung amputasi akibat penanganan yang tidak semestinya. Ini terjadi akibat adanya infeksi tulang oleh bakteri yang kemudian memicu kematian jaringan tulang. Dalam istilah kedokteran disebut osteomyelitis.
Selain salah penanganan patah tulang, penyebab lain amputasi, a.l. kecelakaan, diabetes melitus, dan frostbite atau membekunya sebagian organ tubuh akibat terpapar suhu dingin ekstrem.
Akibat amputasi, pasien mengalami disabilitas yang menghambat aktivitas sehari-
hari. Hanya segelintir yang mampu membeli alat bantu prosthesis (kaki palsu dan tangan palsu) akibat mahalnya harga yang ditawarkan.
Di Bandung (mengutip kakipalsubandung.wordpress.com), harga termurah kaki palsu atas lutut lokal dibanderol Rp6,5 juta. Kalau impor, harganya melonjak hingga Rp60 juta.
Untuk tangan palsu (hingga siku), harga yang ditawarkan Rp4 juta untuk buatan lokal dan Rp9 juta untuk yang impor.
Namun, di India atau tepatnya di Jaipur ada sebuah lembaga nirlaba bernama Bhagwan Mahaveer Viklang Sahayata Samiti (BMVSS) yang memberikan kaki dan tangan palsu tanpa biaya sepeserpun sejak Maret 1975.
Ide pembentukan BMVSS digagas oleh Shri Devendra Raj Mehta yang kemudian dibantu oleh dokter bedah ortopedi dari Mahatma Gandhi Hospital, yaitu Ganga Ram Purohit dan M.M. Bapna.
“Kami sudah menyalurkan alat bantu bagi 1,35 juta tuna daksa. Pasiennya tersebar di 26 negara, di antaranya Indonesia, Nigeria, Panama, Filipina hingga Lebanon,” ujar Mehta.
Meski tak dipungut biaya, bukan berarti prosthesis dibuat dengan sembarangan. Lembaga ini menjalin kerja sama dengan banyak institusi, a.l. Massachusetts Institute of Technology, Stanford University, California, dan Delft University, Belanda.
Sebagai informasi, pada tahun lalu biaya rata-rata pembuatan anggota tubuh buatan besutan BMVSS adalah US$50. Produk dengan kualitas sama dijual dengan harga US$12.000 di Amerika Serikat. “Selama ini, kami hanya mengandalkan dana donasi.untuk mewujudkan mimpi para Tuna Daksa,” tambahnya.