Bisnis.com, JAKARTA - Jangan kucilkan para penderita gangguan bipolar. Sebab, hal itu akan membuat mereka akan makin merasa rendah diri dan down. Hilangkan stigma negatif terhadap mereka.
"Sebaiknya keluarga jangan mengucilkan anak yang menderita gangguan bipolar. Justru sebaliknya, mereka harus didukung, didekati, dan diperhatikan, sehingga muncul rasa percaya diri yang kuat," kata dokter Nurmiati Amin, spesialis kejiwaan dari RSUP Cipto Mangunkusumo, di Jakarta, Rabu (13/8/2014).
Menurut staf pengajar di FKUI ini, stigma negatif yang dialami para penderita bipolar bisa menghambat proses pengobatan mereka. "Penderita bipolar butuh dukungan. Semakin banyak dukungan yang diterimanya, semakin baik pengobatannya," ujar Nurmiati.
Dia menuturkan orang di sekitar penderita seperti teman kantor atau di lingkungan lainnya, juga sebaiknya membantu penderita bipolar ini. Contohnya mengingatkan dia untuk minum obat ketika terjadi sesuatu perubahan pada tingkah laku penderita. Misalnya saat dia lebih rajin bekerja hingga larut malam, atau tingkahnya semakin aktif.
Bila ada teman di kantor yang menderita bipolar dan melihat gerak-geriknya berubah dari biasanya, ujar Nurmiati, sebaiknya cepat dia diingatkan untuk minum obat.
Gangguan bipolar membuat mood seseorang dapat berubah jadi ekstrim sehingga disebut depresif. Dia memiliki mood yang tidak menentu, bisa menjadi depresi sampai mania.
Ketika pemderita sedang depresi, dalam pikirannya ada keinginan melakukan perilaku bunuh diri. Sebaliknya dalam keadaan manik, dia bisa perilaku sangat gembira, bahkan dapat mengganggu pekerjaannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
