Bisnis.com, JAKARTA- Karakteristik Tahun Kambing Kayu adalah harus lebih memperhatikan pada aspekaspek kecil karena tahun kambing kayu merupakan tahun yang sangat menderita.
Meski demikian, sejumlah pengusaha tetap optimistis dalam Tahun Kambing Kayu ini.
“Sejujurnya saya tidak begitu percaya dengan prediksi Hong Shui. Tetapi, kalau saya sudah mendengar tentang isi ramalan itu, memang akan sedikit membuat saya terngiang-ngiang,” tutur Susanna Kusnowo.
Menurut Komisaris PT Bayu Buana Tbk tersebut, semua keberhasilan atau peristiwa yang terjadi terhadap dirinya maupun bisnis tidak bisa ditentukan melalui prediksi peruntungan berdasarkan shio saja.
“Kalaupun berdasarkan peruntungan shio, tahun depan bisnis saya dikatakan dalam kondisi baik dan beruntung, tetap saja dalam setiap kali melakukan sesuatu harus selalu berhati-hati dan waspada,” tuturnya.
Pebisnis yang bergerak di bidang pariwisata dan kuliner itu lebih melihat kondisi perkembangan perekonomian dunia maupun dalam negeri sebagai acuan pertimbangan rencana bisnisnya ke depan.
“Saya kira 2015 akan lebih baik dari sebelumnya. Karena 2014 bertepatan dengan pemilihan umum, di mana kondisi perpolitikan masih belum stabil. Kala itu banyak pihak memusatkan energinya untuk dikonsentrasikan pada pemilu,” tuturnya.
Sementara itu pada 2015, setelah terpilihnya presiden baru, maka kebijakan yang dikeluarkan sudah mulai direalisasikan di lapangan, maka seharusnya lebih mudah dibandingkan kondisi sebelumnya yang masih dipenuhi ketidakpastian.
Dia mengaku mendapatkan informasi kalau berdasarkan peruntungan Hong Shui, bisnisnya yang berkaitan dengan makanan akan mendapatkan keberuntungan pada 2015.
“Untuk itu kami memang sudah merencanakan ekspansi restoran baru lagi di Jakarta,” ujar perempuan yang juga Managing Director Restoran Akhira Back tersebut.
Namun demikian, bukan berarti semua energinya dikonsentrasikan pada bisnis sektor itu saja, karena pada 2015, menurut Hong Shui, bisnis pariwisata juga dikatakan akan menemui tantangan lebih berat, karena melihat kondisi global yang lagi kurang baik.
“Pariwisata itu sangat berkaitan erat dengan kondisi ekonomi global. Padahal saat ini kondisi global kurang bersahabat. Jadi kami akan memerlukan kerja ekstra untuk mendongkrak kinerja pada bisnis pariwisata ini,” tuturnya.
Pihaknya mengaku sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk membuat 2015 juga menjadi tahun peruntungan bagi bisnisnya, seperti meningkatkan kemampuan teknologi informasi yang dimilikinya, di samping sisi SDM yang ada seiring berlakunya Masyarakat Ekonomia Asean (MEA) 2015.
Frans Kongi, President Director PT Inti General Jaya Steel, optimistis 2015 masih lebih baik dibandingkan 2014.
“Setelah jelas siapa pemimpin negara ini melalui pemilu 2014, maka sejumlah kebijakan pemerintah diharapkan juga sudah jelas pula,” katanya.
Pihaknya mengaku pada 2014 banyak pebisnis wait and see alias lebih banyak menunggu kepastian kondisi perpolitikan di samping adanya kenaikan tarif listrik yang cukup berdampak bagi bisnis di sektor yang digelutinya selama ini.
“Secara Hong Shui informasinya memang untuk beberapa sektor, seperti tekstil, garmen, makanan minuman bakal memperoleh keberuntungan. Namun hal itu saya kira kondisinya bakal berbeda beda pada setiap daerah. Kalau Di Jawa Tengah, sektor itu saya masih optimistis bagus,” ujarnya.
Namun, pihaknya juga berharap pemerintah bekerja ekstra keras untuk mengendalikan nilai tukar rupiah atas dolar AS yang fluktuatif dan cenderung negatif beberapa saat ini.