Bisnis.com, JAKARTA-- Gagal ginjal termasuk salah satu penyakit progresif yang tidak hanya mengurangi kualitas hidup, tetapi juga merugikan secara ekonomi karena biaya pengobatannya cukup mahal. Oleh karena itu, sosialisasi dan edukasi mengenai penyakit ini penting untuk terus dilakukan agar masyarakat bisa melakukan pencegahan terhadapnya.
Salah satunya seperti organisasi kesehatan International Society of Nephrology (ISN) dan The International Federation of Kidney Foundation (IFKF) yang rutin memperingati Hari Ginjal Sedunia atau World Kidney Day (WKD) pada setiap Kamis kedua Maret setiap tahunnya. Peringatan ini pertama kali dicetuskan sejak 2006 di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Di tanah air, Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFERI) sebagai anggota ISN turut menyelenggarakan diskusi mengenai ginjal setiap tahun. Menurutnya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan guna menurunkan indeks penderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK).
Data PERNEFERI menyebutkan bahwa jumlah pasien penderita Penyakit Ginjal Tahap Akhir (PGTA) di Indonesia mencapai 100.000 orang, dengan rata-rata 400 pasien setiap satu juta orang. Adapun secara global, sekitar 10% populasi dunia menderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dan diprediksikan meningkat hingga 17% pada dekade selanjutnya.
Guru besar penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Parlindungan Siregar mengatakan ada delapan cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini.
Cara-cara tersebut antara lain menjaga badan tetap bugar dan aktif berolah raga, menjaga kadar gula darah, menjaga tekanan darah tetap stabil, mengonsumsi makanan sehat dan menjaga berat badan tetap ideal, mengonsumsi air yang cukup, tidak merokok, tidak mengonsumsi obat anti nyeri dalam jangka panjang dan memeriksa fungsi ginjal secara berkala.
