Bisnis.com, JAKARTA--Kehadiran media sosial saat ini menjadi fenomena tersendiri dalam proses marketing suatu produk dari sebuah perusahaan. Fenomena ini pun menjangkiti hampir seluruh perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, tak terkecuali perusahaan perlengkapan kecantikan.
Salah satu efek kehadiran media sosial sebagai media promosi dan marketing dari produk perlengkapan kecantikan adalah munculnya beauty blogger di tengah konsumen perlengkapan kecantikan.
Beauty blogger adalah sebuah istilah yang diberikan kepada seseorang, yang dengan sukarela memberikan review terhadap sebuah produk perlengkapan kecantikan. Review tersebut diunggahnya ke dalam halaman blog-nya untuk dibaca oleh para pengikutnya di media sosial tersebut.
Sebagai salah satu media promosi yang cukup ampuh, potensi beauty blogger ini pun diitanggapi dengan baik oleh para perusahaan perlengkapan kecantikan. Mereka menggandeng para beauty blogger untuk memberikan review kepada produknya. Dengan tujuan untuk disebarluaskan kepada pengguna perlengkapan kecantikan lain.
Perusahaan alat kecantikan yang menyadari potensi tersebut salah satunya adalah PT Mustika Ratu. Unit usaha dibawah kepemilikan dari Moeryati Soedibyo ini menyadari bahwa dewasa ini, banyak sekali para konsumen perlengkapan kecantikan yang menjadikan beuaty blogger sebagai rujukan rencana pembelian dan penggunaan sebuah produk kecantikan.
“Tentu kami melihat kehadiran beauty blogger ini sebagai potensi yg baik untuk sosialisasi produk baru maupun produk unggulan kami. Setelah melihat pola mereka yang menjadi rujukan dan panutan dari konsumen dewasa ini,” ujar Putri K. Wardani, Presiden Direktur PT Mustika Ratu.
Meskipun demikian, Putri melihat bahwa pengaruh kehadiran beauty blogger saat ini masih belum terlalu besar dan kuat. Tetapi untuk ke depannya, beauty blogger diperkirakannya akan memiliki potensi yang sangat besar dalam proses marketing dan promosi dari produk kecantikan kepada masyarakat.
Hingga saat ini, Putri mengaku bahwa Mustika Ratu telah memiliki sejumlah beauty blogger yang telah menjalin kerjasama dengan pihaknya. Mereka selalu senantiasa diberikan informasi oleh Mustika Ratu akan produknya yang terbaru, agar dapat direview dan disebarkan kepada khalayak melalui blog dan media sosialnya.
Namun sayang Putri masih enggan membebeberkan berapa jumlah beauty blogger yang menjalin kerjasama dengan pihaknya. Begitu pula dengan nominal insentif yang diberikan kepada para beauty blogger usai memberikan review terhadap produknya.
“Beauty blogger yang baik akan menjaga independensi mereka. Untuk itu jarang yang serta merta mematok biaya. Mereka lebih menekankan kepada menyaring kualitas produk yg direview dan direkomendasikan kepada pengikutnya di media sosial,” ujar putri dari Moeryati Soedibyo ini.
Hal yang sama pun dilakukan oleh perusahaan PT Mandom Indonesia yang memiliki sejumlah anak perusahaan yang memproduksi perlengkapan kecantikan seperti Pixy, Gatsby, Glazeele dan Lucido-L.
Dari sekian produk kecantikan yang dimiliki oleh Mandom, pruduk Pixy menjadi yang paling banyak dan paling sering menggaet beauty blogger dalam proses promosi dan marketingnya.
Melalui ajang lomba penulisan review produknya, Pixy berusaha memperluas jaringan beauty blogger-nya sekaligus menjaring para penggiat beauty blogger yang potensial.
Diakui oleh Corporate Secretary PT MandomIndonesia, Alia Dewi, potensi kehadiran beauty blogger sangat besar untuk mendongkrak penjualan produknya. Pasalnya menurut pengamatannya, para konsumen sebelum membeli produk perlengkapan kecantikan, pasti akan melihat dahulu review di blog atau media sosoial milik beauty blogger.
“Kehadiran para beauty blogger ini bisa menciptakan konsep promosi word-of-mouth diantara para konsumen. Konsep ini muncul dari hasil review dari beauty blogger yang disebarkan oleh pengikutnya,” kata Alia.
Demi menjaga keberlansungan konsep promosi word-of-mouth dari para beauty blogger dan pengikutnya. Pixy menjalin sejumlah ikatan kerjasama dengan para beauty blogger terkenal untuk mereview dan mempromosikan produk andalan Pixy.
Namun dibalik sejumlah nilai positif dari kehadiran beauty blogger tersebut. Dewi justru mewaspadai satu sisi negatif yang muncul dari kehadiran para pemberi review tersebut. Pola media sosial yang memberikan kebebasan masyarakat untuk berekspresi. Membuka peluan bagi masyarakat untuk memberikan komplain dan komentar negatif akan sebuah produk.
Maka efeknya pun akan sangat berpengaruh dengan turunnya jumlah penjualan produk yang dikomplain dan diprotes di media sosial.
“Untuk itu, kami para produsen harus lebih tanggap dan pintar-pintar dalam menyiasati kemajuan media sosial sebagai ajang promosi kami,” kata Putri.