Bisnis.com, JAKARTA - Perempuan yang berolahraga selama hamil berisiko lebih rendah menderita diabetes gestasional, selain mencegah kenaikan berat badan secara drastis, menurut jurnal obstetri dan ginekologi, BJOG.
Diabetes gestasional merupakan komplikasi yang paling sering terjadi saat hamil. Kondisi ini berhubungan dengan meningkatnya risiko gangguan serius seperti hipertensi, pra-eklamsi dan bayi lahir prematur.
Diabetes saat hamil dapat berdampak panjang pada perempuan yang mengalami gangguan toleransi glukosa dan diabetes tipe dua.
Anak dan ibu yang mengalami diabetes gestasional lebih mungkin menderita kelebihan berat badan atau obesitas. Mereka juga berisiko lebih tinggi mengembangkan diabetes.
Sejumlah gejala yang dapat dikenali saat seorang ibu menderita diabetes gestasional di antaranya, mengeluarkan banyak urin, banyak makan, dan sejumlah keluhan yang umum ditemui pada penderita diabetes lainnya seperti gatal-gatal di kulit, sering mengantuk dan kesemutan.
Bertambahnya berat badan melebihi yang disarankan selama hamil memiliki risiko yang sama menderita diabetes. Di samping itu, para perempuan ini juga akan sulit mengurangi berat badannya setelah melahirkan.
Dalam ulasan sistematik, para peneliti dari Spanyol mempelajari hasil survei pada lebih dari 2800 orang perempuan hamil yang sehat. Para partisipan ini beragam, mulai dari yang tidak melakukan olahraga, jarang berolahrga hingga berolahraga selama survei.
Analisa menemukan, olahraga dapat membantu mengurangi risiko terkena diabetes gestasional lebih dari 36 persen selama hamil.
Di samping itu juga, dapat mengurangi pertambahan berat badan, sekitar satu kilogram. Efek ini terjadi paling kuat pada perempuan yang mengombinasikan latihan aerobik, fleksibilitas dan kekuatan.
“Olahraga bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan selama hamil. Olahraga level moderat memiliki efek positif untuk kesehatan dan aman bagi ibu dan bayi,” kata ketua studi dari Virgen de la Luz Hospital, Gema Sanabria-Martinez seperti dilansir Eurekalert.org.
Health