Bisnis.com, MALANG-- Pemerintah Kota Malang menggelar festival perkusi bertajuk Malang Street Percussion Festival (MSPF) 2015 di kawasan Jalan Ijen untuk menyambut datangnya bulan Ramadan 1436 H, Minggu (14/6/2015) malam.
Ketua Panitia Festival, Budi Harianto, mengatakan selain menyambut datangnya bulan suci Ramadan, festival ini juga bertujuan melestarikan budaya patrol (musik untuk membangunkan masyarakat untuk makan sahur) yang diharapkan mampu menarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
"Festival Perkusi yang diikuti 22 kelompok peserta ini juga dalam misi pariwisata untuk menarik kunjungan wisatawan. Harapan kami, selain menghibur masyarakat menjelang datangnya Ramadan juga menarik wisatawan," ujarnya.
Peserta festival perkusi tersebut memulai aksinya dari depan Museum Brawijaya (panggung undangan), kemudian berjalan hingga Jalan Simpang Balapan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Jawa Timur, Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, MSPF 2015 bisa membangun kesatuan masyarakat Bumi Arema.
"Selain itu, daya tarik festival ini diharapkan bisa memberikan kontribusi pariwisata di daerah ini," katanya.
Tahun Kelima
Oleh karena itu, lanjutnya, festival ini harus dijaga keberlangsungannya untuk menarik wisatawan dan tahun ini merupakan tahun kelima. "Acara yang menonjolkan musik perkusi dan tari ini sekalian menyambut datangnya bulan suci Ramadan bagi umat muslim di dunia, dengan musik perkusi dan patrol ini kita sambut Ramadan yang sudah ada di depan pintu," ucapnya.
Lebih lanjut, Ida Ayu mengatakan selain pilihan lokasi di Jalan Ijen Boulevard yang menyatu dengan museum Brawijaya, festival patrol benar-benar menjadi daya tarik wisatawan mancanegara, tercatat ada 20 turis dari Belanda, Austria dan Kanada.
"Kami memang bekerja sama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Malang dan akan terus kita kuatkan pengenalan budaya Malang maupun Nusantara kepada turis-turis mancanegara," ucapnya.
Wali Kota Malang, Moch Anton, dalam sambutannya sangat mengapresiasi wargan yang sangat inovatif dan penuh kreasi.
"Festival ini hanya ada di Kota Malang, di kota lain tidak ada. Saya harap festival ini bisa menjadi contoh bagi kota lain dan menumbuhkan semangat tersendiri bagi Kota Malang sebagai kota wisata," ujarnya.