Bisnis.com, JAKARTA - Film Siti berkompetisi di ajang Asian New Talent Award di Shanghai International Film Festival pada 13-18 Juni 2015. Film karya Sutradara Eddie Cahyono memperebutkan Skenario dan Sinematografi terbaik.
Selain di Shanghai,Film Siti juga akan berkompetisi di Taipei International Film Festival2015 di program New Talent Competition pada 26 Juni-18 Juli 2015. Eddie Cahyono akan bersaing dengan sutradara dari berbagai negara untuk memperebutkan gelar Film Terbaik dan Sutradara Terbaik.
Pada April lalu, film Siti telah diputar untuk berkompetisi di ajang bergengsi Udine Far East Film Festival di Italia.
Produser Film Siti Ifa Ifansyah menuturkan pengambilan gambar menggunakan aspek rasio 4:3 dan format hitam putih agar dapat menonjolkan kehidupan Siti yang penuh keresahan, kebosanan, dan tekanan. Siti mewakili kehidupan masyarakat yang jauh dari kota besar, yang serba terbatas dan tanpa pilihan.
Sang sutradara Eddie Cahyono seperti menemukan dirinya kembali lewat film ini. Banyak pertanyaan dalam hidupnya yang kembali dipertanyakan kembali kepada penonton melalui film ini. "Untuk siapa kita hidup? Dari situ cerita ini bergulir," ujarnya.
Film ini berkisah tentang kehidupan seorang perempuan penjual peyek jingking di sekitar pantai Parangtritis Yogyakarta. Sejak sang suami lumpuh akibat kecelakaan sewaktu melaut, Siti (Sekar Sari) harus berjuang menghidup anaknya (Bintang Timur Widodo), ibu mertuanya (Titi Dibyo), dan suaminya (Ibnu Widodo).
Siti harus menambah penghasilan dengan menjadi wanita pemandu karaoke. Pekerjaan Siti yang baru ini mengakibatkan suaminya diam tidak mau bicara pada Siti. Siti menjadi jengkel pada suaminya.
Perkenalannya dengan Gatot, seorang polisi (Haydar Saliz) di tempat karaoke membuat hati Siti bimbang. Semakin bimbang ketika Gatot yang menyukai Siti mengajaknya menikah dan meninggalkan suaminya. []