Bisnis.com, JAKARTA—Orang tua berupaya mengajarkan berbagai hal kepada anaknya sejak dini, termasuk urusan menabung. Bagaimana kiat mengenalkan kegiatan menabung pada anak-anak?
Managing Director WealthFlow 19 Technology (Motivation, Financial & Business Advisory) Hari Putra berbagi kiatnya. “Hal paling mendasar yang dapat kita lakukan untuk melatih anak menabung adalah dengan mengajaknya bermain,” katanya kepada Bisnis.
Orang tua dapat menjadikan permainan monopoli sebagai langkah awal untuk memperkenalkan anak-anak kepada uang. Anda dapat mempraktekan cara lain seperti mengajak anak ke pasar. Anak akan melihat orang tuanya melakukan transaksi jual beli.
Anda dapat menjelaskan kepada anak tentang transaksi jual beli saat berada di pasar. Atau jika tak sempat, jelaskanlah setelah sampai di rumah. Nah, pada kesempatan berikutnya coba minta si anak untuk langsung mencoba transaksi jual beli. Lakukan evaluasi setelahnya.
Intinya, kenalkan uang ke anak dengan cara sederhana dan aplikatif. Setelah anak mulai paham akan fungsi uang, barulah maju ke langkah berikutnya dengan melatih menabung.
Ajak anak mengobrol untuk merencanakan kebutuhan belanjanya. Anak akan punya banyak keinginan, carilah yang prioritas. Setelah itu tekankan pada anak bahwa untuk memiliki sesuatu butuh pengorbanan, caranya lewat menabung.
Anak akan terpacu menabung jika orang tua melatihnya pentingnya punya tujuan keuangan seperti membeli baju baru, atau alat-alat sekolah.
Buatlah bank keluarga, ibu yang berperan sebagai teller. Gunakan alat tulis sederhana untuk membuat buku tabungan berisi kolom debet dan kredit. Apabila anak telah berhasil menabung dalam jumlah tertentu, beri pujian atau hadiah.
Memasuki usia sekolah dasar (SD), orang tua boleh mengajak anak ke bank sungguhan dan menabung di sana. Manfaatnya akan melatih kemandirian dan bertanggung jawab terhadap uang yang diberikan orang tua.
Namun pembuatan kartu anjungan tunai mandiri (ATM) untuk anak-anak belum terlalu dibutuhkan. Jika memang ingin membuatkan anak ATM, orang tua harus melakukan kontrol.
Salah satu bahaya anak memegang ATM adalah anak akan mudah berbelanja online karena kemudahan informasi. Ingat, saat ini banyak orang tua membebaskan anaknya untuk memiliki handphone. Anak akan mudah berselancar di dunia maya dan menemukan barang-barang yang mereka inginkan. Otomatis, ketika si anak tertarik dan merasa punya saldo, maka akan membeli barang tersebut via online.
Hari mengingatkan, evaluasi penting untuk dilakukan setiap pekan atau sebulan sekali terhadap keuangan anak.