Bisnis.com, JAKARTA--Ribuan wisatawan dari berbagai daerah menyaksikan ruwatan anak berambut gimbal yang merupakan acara puncak Festival Budaya Dieng (DCF) VI 2015.
Dari pantauan di Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu, ribuan wisatawan tampak memadati pelataran kompleks Candi Arjuna yang dijadikan sebagai lokasi ruwatan anak berambut gimbal. Salah seorang wisatawan lokal, Nita mengaku baru pertama kali menyaksikan ritual ruwatan anak berambut gimbal di KWDT Dieng meskipun dia asli Banjarnegara. "Selama ini, saya tinggal di Yogyakarta karena kuliah sehingga baru kali ini bisa menyaksikan ruwatan anak berambut gimbal.
Saya hanya dengar dari orangtua tentang kisah anak-anak berambut gimbal di Dataran Tinggi Dieng," katanya. Menurut dia, ruwatan anak-anak berambut gimbal itu sangat menarik karena merupakan tradisi budaya asli Dieng. Wisatawan lainnya, Edo mengaku sangat tertarik untuk menyaksikan ruwatan anak berambut gimbal itu sehingga dia selalu datang ke Dieng sejak pergelaran DCF IV Tahun 2013.
"Namun waktu DCF V 2014, saya tidak bisa masuk ke pelataran kompleks Candi Arjuna yang menjadi lokasi ruwatan karena saat itu pengunjungnya sangat banyak, lebih banyak dari sekarang," kata dia yang berasal dari Jakarta.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara Azis Achmad memperkirakan wisatawan yang mengunjungi pergelaran DCF VI Tahun 2015 sejak hari Jumat (31/7) hingga hari terakhir kegiatan, Minggu (2/8), lebih dari 60.000 orang. Kendati demikian, dia mengatakan bahwa pihaknya tidak menargetkan jumlah kunjungan wisatawan maupun pendapatan dari pergelaran DCF.
"Kami tidak menargetkan. Namun untuk pendapatan selama 2015, kami menargetkan sebesar Rp3 miliar dan selama pekan Lebaran mencapai 30 persen dari target itu," katanya. Ia mengakui bahwa persiapan pergelaran DCF 2015 sangat mepet dengan kegiatan pekan lebaran sehingga kurang maksimal. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya merencanakan agar DCF VII Tahun 2016 tetap digelar pada bulan Agustus sehingga ada jeda waktu yang cukup lama dari kegiatan pekan lebaran.
"DCF tahun ini merupakan yang pertama digelar selama tiga hari, biasanya dua hari. Kami akan mengevaluasi, kalau tidak menimbulkan kemacetan, akan tetap dilaksanakan selama tiga hari," katanya.