Jadi, jika Anda ingin mencurahkan isi hati dan permasalahan yang tengah dihadapi, lakukanlah dengan orang yang benar-benar terpercaya karena Anda akan menjelaskan permasalahan secara lebih gamblang. Bukan di media sosial! /Bisnis.com
Relationship

Setop Curhat Masalah Keluarga di Medsos!

Wike Dita Herlinda
Minggu, 4 Oktober 2015 - 08:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa waktu lalu, santer beredar kabar perseteruan antara selebriti Aurel Hermansyah dan ibundanya Krisdayanti. Perselisihan tersebut begitu terekspos publik, karena kedua pihak tidak sungkan-sungkan mengumbar curahan hati di media sosial.

Putri sulung Anang Hermansyah tersebut pada awalnya menumpahkan isi hati di salah satu akun media sosial (medsos)-nya, perihal kerenggangan hubungannya dengan ibu kandungnya yang kini telah memiliki keluarga baru.

Meskipun baru-baru ini kedua pihak mengaku telah berdamai dan menghapus unggahan curahan hati mereka di medsos, kejadian yang menimpa Aurel dan Krisdayanti tersebut menimbulkan tanda tanya baru seputar fenomena curhat masalah keluarga di dunia maya.

Kasus serupa banyak dijumpai saat ini. Banyak orang memasang ‘status galau’ dan mengumbar masalah pribadi mereka di media daring. Anak yang curhat masalah orangtua, istri/suami curhat masalah pasangannya, dan sebagainya.

Sebenarnya, apa implikasi dari fenomena buka-bukaan soal privasi di dunia maya itu? Apa yang memicu seseorang sampai membocorkan ‘borok’ keluarganya sendiri di medsos? Bagaimana solusi untuk menyetop kebiasaan tersebut?

Psikolog RS Asri Jakarta Alzena Masykouri menegaskan siapapun tidak boleh sembarangan mengumbar masalah keluarga, apalagi di medsos. Masalah apapun yang terjadi dengan siapapun sebaiknya diselesaikan secara langsung, tanpa perantara media daring.

“Manusia memiliki kebutuhan dasar untuk berinteraksi dengan manusia lain. Jika interaksi yang dilakukan memang sifatnya terbuka, tidak hanya khusus pada satu atau sekelompok orang, mungkin medsos dapat digunakan [sebagai sarana curhat],” jelasnya.  

Bagaimanapun, lanjutnya, jika informasi yang hendak dikomunikasikan adalah sebuah permasalahan pribadi—apalagi masalah keluarga—yang harus dicari jalan keluarnya, maka medsos bukanlah tempat yang sesuai untuk dijadikan pelampiasan.

Menurut pemilik sekolah Bestariku Bintaro itu, pemicu seseorang sampai mengumbar masalah keluarga di medsos biasanya hanya sikap impulsif alias tindakan yang dilakukan tanpa berpikir panjang apa akibat dan dampak dari aktivitas tersebut.

Saat seseorang sedang dilingkupi suasana emosi yang membuatnya tidak nyaman atau kalut, perilaku impulsif seringkali muncul. Pada orang dewasa, diharapkan perilaku impulsif ini sudah menghilang seiring dengan kematangan pola berpikirnya. 

Alzena berpendapat untuk ‘menyembuhkan’ kebiasaan curhat masalah pribadi/keluarga di medsos, seseorang harus berpikir berkali-kali tentang apa yang akan mereka unggah di jejaring sosial.

“Tanyakan pada diri sendiri apakah Anda ingin semua orang mengetahui masalah Anda? Apakah orang lain yang membaca posting-an Anda dapat membantu menyelesaikan masalah? Apakah Anda dan keluarga nyaman bila masalah Anda diketahui orang lain?” tuturnya.

Selain itu, pikirkan juga bagaimana reaksi dari orang lain yang membaca curhatan Anda di media sosial. Menurutnya, jika seseorang merasa nyaman dengan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, silakan saja curhat di medsos dan bersiap-siap dengan risikonya.

Dia menegaskan salah satu risiko dari kebiasaan mengumbar permasalahan pribadi/keluarga di jejaring media sosial adalah penyebaran informasi yang sangat cepat dan tidak dapat dikendalikan.

Untuk menghindari keinginan curhat di medsos, ada baiknya seseorang mencari sosok yang tepat untuk diajak bercerita. Masalah keluarga dapat dikomunikasikan dengan anggota keluarga terdekat atau teman kepercayaan yang sudah mengenal kita dengan sangat baik.

“Mereka akan tulus hati membantu kita menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Ada kalanya, bantuan profesional seperti psikolog atau pengacara juga diperlukan sebagai mediator dan pendapat ahli akan bersifat lebih objektif,” ungkap Alzena.

Perlu diingat, tujuan seseorang saat menyelesaikan masalah adalah mencari solusi. Jika kita hanya sekadar curhat atau bercerita, sangat memungkinkan isi cerita akan membahas tentang sakit hati dan kekecewaan.

Jadi, jika Anda ingin mencurahkan isi hati dan permasalahan yang tengah dihadapi, lakukanlah dengan orang yang benar-benar terpercaya karena Anda akan menjelaskan permasalahan secara lebih gamblang. Bukan di media sosial!

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (4/10/2015)
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro