Menurut Seba, karya-karyanya yang bergaya vintage itu digarap secara bersamaan melalui proses diskusi yang panjang. /Bisnis.com
Fashion

A Ladys Portrait: Ini Gaya Glamor Marie Antoinette Karya Sebastian

Wike Dita Herlinda
Minggu, 18 Oktober 2015 - 06:50
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Jika diperhatikan, lukisan para perempuan pada abad XVIII—XIX mengandung nilai seni yang tinggi. Tidak hanya indah dipandang, potret kaum hawa pada zaman itu merefleksikan karakter aristokrat yang kuat, dan diimbangi oleh sense of fashion yang sangat pekat.

Pada periode tersebut, para perempuan bangsawan Eropa seperti Marie Antoniette rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk tampil extravagant dan sangat high-fashion dengan detail sandang dan perhiasan yang serba rumit, berat, serta terkesan teramat glamor.

Kemewahan produk fesyen abad XVIII dan XIX masih sering ditampilkan di beberapa kesempatan. Sayangnya, sebagian besar mengenakannya hanya sebagai kostum. Sebab, busana dari zaman itu dipandang sudah tak relevan bagi kehidupan perempuan modern.

Namun, di tangan Sebastian Gunawan, gaun-gaun molek khas Marie Antoinette sanggup disulap ke dalam ragam busana campuran (fusion) yang berkelas. Ball gown yang terkesan ‘berlebihan’ mampu dipadukan dengan sentuhan minimalis ala fesyen era 1950-1970-an.

Mulai dari busana pengantin, gaun malam, hingga pakaian formal khas bangsawan Prancis kuno, semuanya dapat diadopsi menjadi produk yang wearable dalam koleksi terbaru rumah mode Sebastian Red dan Sebastian Sposa, yang bertemakan A Lady’s Portrait.

“Saya dan [istri] Christina [Panarese] terinspirasi dari lukisan perempuan pada 1700-an. Kalau kita lihat, pada zaman itu, para perempuan sangat niat dalam berpenampilan dramatis, walaupun itu untuk keseharian mereka,” kata perancang yang akrab disapa Seba itu.

Bagi Seba, dedikasi perempuan pada zaman tersebut untuk tampil cantik patut dihidupkan kembali pada era modern. Menurutnya, fesyen dari masa lalu tidak seharusnya ditampilkan hanya sebagai kostum, tapi sesuatu yang stylish dan layak pakai bagi perempuan masa kini.

“Ternyata pakaian-pakaian seperti tu bisa dipakai pada zaman sekarang. Desainnya bisa dibuat lebih nyaman, dengan perpaduan siluet era 1950,1960, dan 1970-an,” ujar desainer yang diakui sebagai Asian Couturier Extraodrinaire oleh Asian Couture Federation itu.

Koleksi terbaru Seba disuguhkan dalam beragam varian warna mulai dari yang lembut seperti minty green, salem, putih gading, blue-gray, dan bronzy gold, hingga yang eye-catchy seperti silver, merah menyala, kuning emas, hitam-putih, dan royal blue.

Karya-karyanya banyak bermain dengan material jacquard, damask, lace, dan brokat dengan detail embellishment yang terbuat dari bordir penuh serta taburan kristal Swarovski untuk menonjolkan semangat “la beauté c’est moi” (the beauty is mine).

Mayoritas desainnya didominasi oleh fitting megar dan melebar. Untuk gaun pengantin, misalnya, gaya busana dengan siluet mantua dan penniers serta robe khas bangsawan Prancis menjadi highlight dalam koleksi label Sebastian Sposa.

Berbeda dengan kebanyakan gaun pengantin modern yang lebih mengedepankan lekuk tubuh dan kain brokat yang menerawang, koleksi terbaru Sebastian Sposa menonjolkan potongan rok super megar dengan paduan bustier nan seksi maupun potongan high-neck yang elegan.

Jika Anda kurang percaya diri mencoba gaya Marie Antoinette yang spektakuler untuk hari istimewa Anda, berbagai pakaian pengantin dengan potongan mermaid yang mengesankan bentuk tubuh lebih jenjang dan ramping dapat dijadikan alternatif pilihan.

Dari label Sebastian Red—di sisi lain—beragam desain couture dress maupun evening gown ditawarkan dengan dominasi potongan low-high, maxi, peplum, shanghai, midi, flowy, dan tight fitting. Tidak hanya rok, terdapat juga koleksi jumpsuit bagi penyuka gaya praktis.

Menurut Seba, untuk mengenakan busana-busana glamor a la Marie Antoinette itu, bisa juga dipadu padankan dengan tata rambut berbentuk roll  besar, aksesori bros dan perhiasan yang berukuran besar, serta ikat pinggang atau sepatu dengan embellishment.

“Saya mengombinasikannya dengan gaya 1950-an, berpotongan rok lebar. Ada juga celana terusan lebar bergaya 1960-an. Inspirasi dari 1970-an terlihat dari sack dress lurus yang tidak harus berlekuk badan. Semua itu menjadi satu kesatuan, dan kami poles dalam koleksi ini.”

Terdapat sekitar 80 karya dalam koleksi A Lady’s Portrait, yang membutuhkan waktu pengerjaan sekitar satu semester. Menurut Seba, karya-karyanya yang bergaya vintage itu digarap secara bersamaan melalui proses diskusi yang panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro