Bisnis.com, JAKARTA--Bagi beberapa orang, membeli pakaian bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan sandang. Namun, kebiasaan seperti ini menimbulkan masalah termasuk, masalah lingkungan.
Penggiat di bidang lingkungan Lucy Siegle mengatakan berbelanja berhubungan erat dengan saraf.
Pasalnya, beberapa orang menghabiskan uang dengan membeli pakaian agar merasa senang.
Kendati demikian, harus dipikirkan terlebih dahulu tujuannya. Hal ini agar uang yang dihabiskan bisa dialihkan untuk kebutuhan bukan keinginan.
Jumlah yang terlalu banyak di lemari juga akan menyumbang jumlah yang besar pula saat pakaian tersebut berubah menjadi sampah.
Oleh karena itu, saat ingin membeli pakaian tak cukup dengan alasan suka dengan desain, warna atau bahannya. Pastikan bahwa barang itu memang dibutuhkan.
"Membeli dengan respek. Anda harus tahu apa yang dibutuhkan," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (27/10/2015).
Lebih lanjut, usahakan membeli pakaian secara langsung. Cara ini dilakukan agar konsumen bisa merasakan bahan pakaian yang akan dibeli.
Apakah bahannya nyaman saat dikenakan juga apakah bahannya terbuat dari material yang mudah terurai di alam.
"Pegang dan rasakan bahannya. Sekarang banyak orang belanja pakaian lewat internet jadi tidak bisa pegang bahannya," katanya.
Langkah lain yang bisa dilakukan adalah dengan menelepon kantor label mode pilihan. Tanyakan kepada stafnya tentang informasi terkait produknya.
Seperti dari mana bahannya berasal hingga apakah bahannya ramah lingkungan dan baik bagi kesehatan.
Bila memang suatu produk teruji bahannya serta kualitasnya, Anda berhak mempercayakan bahkan membuat produk Anda seperti berinvestasi pada label tersebut karena mutunya yang terjamin.
"Tanyakan kepada staf label tersebut soal bahan dan cerita di baliknya. Kalau memang baik, boleh saja untuk berinvestasi di brand," katanya.
Fashion
Ini Cara Bijak Membeli Pakaian
Penulis : Duwi Setiya Ariyanti
Editor : Rustam Agus