Bisnis.com, JAKARTA--Beauty vlogger di Indonesia bisa dibilang merupakan tren baru yang masih dalam proses pengembangan, meskipun di luar negeri fenomena ini sudah merebak sejak hampir satu dekade lalu.
Kendati demikian, perkembangan vlogger (pelakuvideo blogging/ vlog) di Tanah Air cukup pesat. Selain jumlahnya semakin banyak, kreativitas mereka pun sangat inovatif dan tidak kalah dengan para beauty guru (sebutan beauty vlogger di YouTube) asing.
Salah satu beauty vlogger asal Indonesia yang cukup eksis dengan produksi video-video kreatif adalah Rachel Goddard. Gadis berkulit eksotis yang tinggal di Kazakhstan ini mampu menyihir paraviewers-nya dengan karakternya yang ceria dan apa adanya.
Selain membuat video demo merias (makeup tutorial), Rachel memberi banyak tips bermanfaat seputar fesyen dan kecantikan. Dia juga mahir memeragakan riasan karakter, serta kerap membuat berbagai video inspirasional untuk meningkatkan percaya diri.
Berkat karakternya yang humoris dan konten videonya yang informatif, Rachel yang baru setahun belakangan memulai vlogging pun banyak dilirik perusahaan sponsor sebagai medium advetorial.
Namanya juga semakin melejit, seiring dengan popularitasnya bagi para penonton di Kazakhstan. Dia pun terlibat aktif dalam berbagai komunitasbeauty vlogger yang ada di Indonesia. Berikut penuturannya tentang menjadi vlogger inspiratif:
Menurut Anda, apa sebenarnya vlogging itu?
itu adalah blog yang diwujudkan dalam video. Menurut saya, selama seseorang sudah membuat video [baik itu video recording atau gabungan foto-foto], ada alur ceritanya walau sesingkat apapun, dan mengunggahnya di media sosial, itu sudah bisa dibilang vlogging dan pelakunya disebut vlogger.
Pertama kali nge-vlogitu pada Juni 2014. Namun, waktu itu saya masih belum serius, hanya iseng saja. Saya baru menyeriusi kegiatan vlogging ini ketika pindah tinggal di Kazakhstan awal tahun ini.
Sebenarnya, alasan pertama serius melakukan vlogging adalah untuk mengisi waktu. Sebab, semenjak pindah ke Kazakhstan ini, saya tidak bekerja. Waktu masih tinggal di Jakarta, pekerjaan saya adalah makeup artist. Di negeri orang, saya sering bosan dan homesick. Jadi, alasan pertama melakukan vlogging adalah untuk mengalihkan waktu agar tidak sering kangen rumah.
Membuat vlog ini apakah ditujukan juga untuk mencari penghasilan tambahan?
Awalnya, terus terang, saya tidak paham bahwa vlogging bisa menghasilkan uang. Tujuan awalnya, seperti yang saya bilang di atas, adalah untuk mengurangi culture shock ketika pindah tempat tinggal ke Kazakhstan.
Saya bingung mau ngapain, jadi setiap hari pasti membuat video atau mengedit video. Mungkin kegiatan ini juga merupakan passion saya. Sebab, saya suka sekali dengan makeup and beauty. Jadi, saya senang sekali rasanya kalau bisa berbagi tentang make up dan produk terbaru dengan para followers atau subscribers atau teman-teman di dunia maya.
Bagaimana Anda bekerja sama dengan sponsor?
Kebetulan beberapa sponsor yang pernah kerja sama dan sedang dealing kerja sama saat ini, merekalah yang menawarkan kepada saya. Sebab, [sebelumnya] mereka [sudah] melihat beberapa video saya di Instagram maupun di YouTube.
Jad tergantung dari jenis kerja samanya. Tergantung pula dari paket yang mereka ambil, apakah mau semiadvetorial,giveaway, advetorial eksklusif, atau saya sebaga italent saja dan mereka yang produksi.
Prosesnya itu berawal dari ide atau permintaan para subscribers di YouTube, akan video apa yang ingin mereka lihat. Setelah itu, baru mulai menulis naskahnya, apa yang mau dibicarakan. Biasanya sih saya tulis poin per poin saja.
Untuk masalah ngomong-nya, nanti tinggal improvisasi saja di depan kamera. Tidak lupa, masukkan juga sisi parodinya. Kira-kira bisa diparodikan seperti apa, karena konten video saya adalah beauty and parody. Setelah konsepnya matang, barulah mulai filming dan editing.
Apa saja tantangan dalam menjalankan kegiatanvlogging?
Tantangan dengan klien, yang paling sulit adalah jika maunya klien mendadak. Mereka mendadak minta dibuatkan video yang hanya dalam beberapa hari harus sudah jadi. Atau mendadak punya ide baru dan baru diberi tahu setelah filming.
Karena ini adalah video, akibatnya kalau ada satu poin saja yang tertinggal, harus diulang lagi pembuatannya dari awal. Syukur-syukur kalau bisa ditambahin tulisan saja di dalam videonya. Jadi, untuk mengatasinya, dari sejak sebelum filming harus sudah dipastikan mengenai poin-poin yang akan dibicarakan.
Bagaimana kiat-kiat menjaring viewers yang banyak?
Di Indonesia itu semakin banyak jumlahnya dan kualitas lighting, editing, cara berbicara di depan kameranya pun tidak kalah dengan para beauty guru dari luar negeri. Saya lihat, beauty vlogger asal Indonesia itu semakin lama semakin berkarakter. Ada yang spesialis Korean look, ada yang hijabers, ada yang imut-imut, dan ada juga yang spesialis review produk.
Ya, saat ini saya tergabung dalam Indonesian Beauty Vlogger (IBV). Di sini, saya banyak belajar, dari mulai bagaimana cara membuat video yang baik, menggunakan kamera,lighting, editing, dan sebagainya. Jumlah anggotanya sudah mencapai sekitar 60-an, tapi yang aktig mungkin hanya di bawah 30-an. Mereka tidak pelit ilmu dan sudah seperti keluarga sendiri.
Setiap hari, kami pasti saling ngobrol. Kalau ada klien yang mau undang atau ada gathering dan lomba makeup, pasti langsung menyebar berita. Bagi yang tinggal di Jakarta, sebenarnya banyak sekali komunitasnya. Dan mereka sering bertemu pada banyak event. Lalu, setiap bulan, kami selalu membuat video kolaborasi atau video kampanye.