Bisnis.com, JAKARTA--Pernahkah Anda membayangkan bahwa tak semua teman yang ada di sekeliling Anda benar-benar baik? Bahkan, beberapa di antaranya memiliki banyak muka agar dapat diterima dalam jaringan pertemanan. Berikut tanda bahwa Anda berteman dengan teman palsu.
1. Mereka hanya datang untuk manfaat mereka
Bila Anda memiliki teman yang tak bisa menghabiskan banyak momen bersama, lebih tepatnya hanya saat dia bisa mengambil manfaat, itu adalah salah satu tandanya. Mereka ada hanya bila kesempatan itu menguntungkannya. Mungkin, saat Anda senang, mereka datang untuk turut menikmati kesenangan itu. Tapi mereka pergi saat Anda bersedih karena tak ingin turut merasakan kesedihan yang Anda rasakan. Mereka memang menjadikan sibuk sebagai alasannya. Apalah artinya sibuk untuk seorang teman yang penting bagi Anda. Anda berhak berteman dengan mereka yang tahu bagaimana menghargai sebuah pertemanan.
2. Terjadi juga kepada orang lain
Teman palsu mudah dilihat bila Anda mengamatinya. Anda akan menyadarinya saat melihat pola yang sama kepada orang lain. Pastinya ada manfaat khusus mengapa akhirnya Anda jadi dekat. Dia memilih Anda hanya karena Anda bermanfaat baginya tanpa peduli bagaimana bisa bersikap baik kepada orang lain. Mungkin dia dekat dengan Anda karena menyukai saudara Anda. Semua bisa saja terjadi. Tanpa bersikap pamrih, Anda berhak mendapat orang-orang baik di sekeliling Anda.
3. Mereka pendengar yang buruk
Teman palsu tak akan peduli terhadap masalah yang menimpa Anda. Mereka hanya ingin Anda mendengar kehidupannya. Pernahkah Anda merasa memiliki banyak teman tapi Anda tak merasa mereka benar-benar ada? Beberapa kali Anda bercerita soal kesulitan Anda, mereka tak memberikan respons seperti layaknya teman. Alhasil, Anda tetap merasa kesepian meski mereka selalu melabeli diri sebagai teman-teman Anda. Saat berbagi cerita, memberi saran atau solusi bukanlah yang utama. Cukup didengar dan mendapat dukungan sudah menjadi jawaban yang memuaskan bagi teman yang merasa sedih atau bingung.
4. Menjadikan masalah Anda sebagai bahan lawakan
Tak adanya perhatian dan kepedulian dari seorang teman memungkinkannya melakukan hal lain yang lebih menyakitkan. Cerita kesedihan Anda bukan menjadi kesedihan juga baginya. Bukan karena dia tak merasakannya, tapi karena dia tak menghargai Anda. Dia bahkan membuat lawakan dari masalah Anda. Mengajak siapapun yang mendengarnya turut menertawai. Apakah itu hal yang baik bagi seorang teman? Teman yang baik pastinya mengetahui bagaimana bersikap. Terutama, terkait hal yang berhubungan dengan temannya.
5. Tak menghargai perasaan dan pendapat
Teman yang baik akan memperhitungkan perasaan dan pendapat temannya. Pasalnya, teman yang baik akan mempedulikan temannya. Teman palsu kerap kali menempatkan dirinya di pusat perhatian tanpa peduli situasinya. Oleh karena itu, menghargai perasaan dan pendapat Anda bukanlah urusan yang penting baginya.
6. Tak senang bila Anda bahagia
Pertemanan sejati berarti Anda turut senang dengan hal baik yang terjadi pada teman Anda. Teman palsu tak demikian. Dia tak akan mengucapkan selamat atas pencapaian yang Anda dapatkan. Baginya, dialah yang menjadi pusat perhatian dan bukan Anda, meskipun kalian dekat. Bukannya menginginkan pengakuan dari orang lain. Tapi Anda yang telah berbuat baik pantas pula mendapat kebaikan. Bila teman Anda ini masih ada di lingkaran pertemanan Anda, tak akan rugi untuk menyenyahkannya.
7. Ada sinyal berbeda
Bersyukurnya, kita semua diciptakan dengan perasaan. Hal-hal yang tak bisa diterima logika bisa tersaring. Perasaan akan menangkap sinyal-sinyal bagaimana keburukannya meracuni sikap baik Anda. Jangan biarkan itu bertahan lama. Sebelum Anda menjadikan perasaan ini sebagai kesimpulan, baiknya Anda pastikan terlebih dahulu. Bila perasaan ini berkata sesuai dengan bukti yang ada, Anda bisa membuat kesimpulan yang tepat.