Bisnis.com, JAKARTA—Beberapa merek produk kecantikan dan perawatan rambut mulai melirik potensi promosi lewat video blogging atau vlogging. Seiring dengan pertumbuhan pengguna internet di Indonesia, promosi dengan cara tersebut kian menjanjikan dalam menarik perhatian konsumen.
Head of Marketing Hair Care Unilever Indonesia Ashima Haq mengatakan Unilever Indonesia telah berada di platform video daring (online) sejak beberapa tahun terakhir.
“Namun, khusus untuk video blogging, kami mulai mengintensifkan strategi marketing ini di tahun ini dengan meluncurkan channel All Things Hair Indonesia di Youtube,” katanya kepada Bisnis.
Hal tersebut dilakukan karena melihat semakin berkembangnya vlogging di Indonesia. All Things Hair Indonesia adalah platform multi produk untuk kategori hair care milik Unilever Indonesia. Produk yang dipasarkan melalui All Things Hair Indonesia yang bekerjasama dengan intensif dengan para vlogger—sebutan untuk orang yang melakukan vlogging--adalah Sunsilk, TRESemme, Dove, dan Clear.
Promosi melalui vlogging dipilih karena Unilever menginginkan agar lebih dekat dengan konsumen. “Maka, ketika Unilever mengetahui bahwa para konsumen juga mengonsumsi konten video dari para vlogger, tentu Unilever ingin berada disana,” katanya.
Dia menganggap kerja sama dengan vlogger memberikan hasil yang cukup efektif. Dia beralasan, selain karena sosok vlogger yang menginspirasi, konten yang mereka hasilkan sangat autentik, dan relevan dengan konsumen. Hal tersebut terbukti dengan adanya 12.000 subscribers di channel All Things Hair Indonesia dalam waktu empat bulan.
Untuk mencari vlogger yang tepat untuk diajak kerja sama, ada pihak ketiga yang membantu memberikan rekomendasi nama-nama vlogger. Kriteria vlogger yang diajak kerja sama adalah berdasarkan dari kemampuan para vlogger dalam membuat konten yang menarik dan juga jumlah followers yang mereka miliki.
Vlogging sendiri dapat dikatakan sebagai suatu cara mengkomunikasikan gagasan dan ide lewat video yang diunggah ke media sosial seperti Youtube atau Instagram. Isi video bermacam-macam bentuknya, seperti tutorial make up dan hijab. Sebelumnya, masyarakat lebih familiar dengan blog berupa tulisan dan foto.
Public Relations Manager The Body Shop Indonesia Ratu Ommaya mengatakan merek tersebut juga mulai menjajal kerjasama dengan para vlogger.
Menurutnya, promosi lewat vlogging punya keunggulan jika dibandingkan promosi melalui koran atau majalah. “Masyarakat sekarang lebih banyak menyentuh gadget. Orang bisa nonton vlogging kapanpun dan dimanapun,” katanya.
Dia menjelaskan, terdapat suatu survei yang memperlihatkan bahwa orang lebih senang mempelajari tutorial make up lewat video dibandingkan datang ke departemen store.
Agar lebih luas jangkauannya, video hasil kerja sama dengan vlogger diunggah di channel YouTube milik The Body Shop Indonesia serta channel YouTube milik vlogger.
Sementara itu, Marcomm & Promotion Manager ULTIMA II Aliya Dayu Indah Maheswari mengatakan baru-baru ini merek tersebut juga menjajal promosi melalui vlogging.
“Baru satu kali kesempatan bekerja sama dengan dua orang vlogger dan akan terus banyak lagi ke depan,” katanya.
Sebelumnya, pemasaran produk mereka menggunakan media-media konvensional, seperti media cetak dan televisi. Namun, mulai tahun ini ULTIMA II telah mencoba untuk fokus ke digital.
“Kami menggunakan vlogging tujuannya agar lebih engage ke market wanita usia 25-40,” tambahnya.
Menurutnya, kriteria dalam mencari vlogger adalah vlogger tergabung dalam komunitas Indonesian Beauty Vlogger. Vlogger juga harus memiliki pageview dan followers yang memadai. Artinya berdasarkan penilaian, mereka dapat memberikan pengaruh tehadap followers-nya. Jadi vlogger harus memiliki gaya komunikatif yang cocok dengan target market ULTIMA II.