Bisnis.com, JAKARTA -- Nusantara yang terkenal dengan kekayaan rempah memiliki berjuta resep masakan yang lezat. Sayangnya, masih banyak yang menganggap masakan daerah adalah masakan yang tidak modern dan sulit untuk dipopulerkan.
Namun, kini beragam cara dilakukan agar masakan Nusantara menjadi lebih ‘naik kelas’. Salah satunya oleh Marco Padang Peranakan Resto yang telah sembilan tahun berdiri diberbagai wilayah Jakarta.
Food & Beverage Manager, PT. Marco Culinary Concepts, Cien Mahardi mengatakan, sebenarnya tidak sulit menjadikan masakan daerah menjadi lebih modern. Masakan Nusantara sudah memiliki kekuatan sendiri dari rasa otentik yang tak banyak ada pada masakan negara lain.
“Terbukti oleh rendang yang pernah menjadi masakan terlezat dunia versi salah satu media internasional,” kata Cien Mahardi.
Cien menuturkan, Chef Marco sangat detail dalam memilih menu untuk disajikan. Dia butuh waktu sembilan tahun untuk pulang-pergi Padang demi mendapatkan resep dan teknik memasak yang asli.
Sementara itu, visi Marco Resto untuk menjadikan kuliner khas Minang dapat sekelas dengan restoran Internasional lainnya tercermin tiga pilar yang dipegangnya. Tiga pilar tersebut yakni, kenyamanan, kebersihan, dan kelezatan yang otentik.
“Food quality yang utama, Marco Resto tidak pernah menyajikan makanan lama yang dipanaskan. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan pelanggan,” ujarnya.
Rasa otentik yang dipertahankan juga didapat dari berbagai bahan yang digunakan dalam mengolah masakan. Seperti beras yang langsung diambil dari Solok, Durian dari Kayu Tanam dan bumbu Minang yang wajib ada dalam setiap menu yang langsung didatangkan dari Padang, Sumatera Barat.
Meski tetap menyesuaikan dengan rasa yang universal, Marco Resto telah berhasil bertahan sembilan tahun dipercaya sebagai restoran daerah yang modern dan mewah.
“Kami rasa, kami cukup berhasil mengenalkan masakan khas daerah pada seluruh lapisan masyarakat. Hal ini terbukti dengan pengunjung Marco Resto yang sudah datang dari berbagai latar belakang, dan permintaan untuk memuka cabang diberbagai mal lainnya,” kata Cien.
Kepala Koki dari Olivier Restoran di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Arie Afandi juga memiliki cita-cita besar untuk membawa masakan Nusantara lebih dikenal di dunia.
Menurutnya Indonesia memiliki potensi besar dalam bidang kuliner. Arie yang telah berkiprah sebagai juru masak selama lebih dari 10 tahun ini menganggap kekayaan alam Indonesia untuk kuliner tidak banyak dimiliki negara lain.
Arie memiliki cara tersendiri dalam menampilkan masakan Nusantara pada masyarakat asing. Yakni dengan menciptakan menu perpaduan barat dan timur.
“Saya pernah membuat steak daging yang memakai bumbu rawon. Makanan tersebut saya sajikan dalam pertemuan resmi pejabat dari berbagai negara,” kata Arie.
Cara membuatnya sangat mudah steak dipanggang sebagaimana biasa memasak daging tersebut pada umumnya. Arie juga tetap menggunakan red wine favorit orang barat. Namun, untuk bumbu utama dia menggunakan bumbu rawon yang telah dimasak satu hari sebelum daging tersebut dipanggang.
Dalam sajian makan malam di sebuah pertemuan resmi dalam sajian makan malam para pemangku Buat stumit daging di oven pake rawon, pake red wine, saya bumbunya aja, bukan kayak sop rawon, jadi saya bkin bumbunya sehari semalam trus saya masak besoknya,
“Hasilnya, banyak yang memuji kelezatan saus yang saya buat dari bumbu rawon tersebut,” kata Arie.
Arie menambahkan, dia juga menyajikan lobster yang diolah kenyal seperti jeli kemudian dicampur dengan kecombrang. Kemudian setelah mendidih diberi gelatin dan potongan apel sebagai menu pentup.
“Saya akan lebih banyak lagi berkreasi dengan bumbu-bumbu Nusantara, menurut saya ini cara yang paling efektif untuk memperkenalkan kepada dunia betapa lezatnya masakan Indonesia,” ujaranya.
