Bisnis.com, JAKARTA-- 15 tahun setelah Charles M Schulz pencipta komik Peanuts meninggal, Sutradara Steve Martino mengangkat kisah Snoopy dan Charlie Brown meraih mimpinya melalui film Snoopy and Charlie Brown: The Peanuts Movie.
Charlie yang terkenal tak pernah bisa melakukan apapun dengan benar ingin mengubah dirinya. Charlie selalu membuat onar secara tak sengaja atas kecerobohannya. Teman-teman di sekelilingnya pun hanya menjadikan Charlie sebagai bahan tertawaan.
Hanya Linus dan anjingnya, Snoopy yang mau membantunya. Dorongan untuk melakukan perubahan kian besar ketika seorang gadis berambut merah masuk ke kehidupannya. Dia tinggal di seberang rumahnya dan mengisi kursi kosong di kelasnya.
Sejak saat itulah gadis berambut merah ini menjadi motivasinya untuk tampil sebagai Charlie yang baru. Lucy yang menyediakan jasa konsultasi memberi saran agar Charlie bisa menunjukkan prestasinya. Dari situlah dia akan dikenal sebagai pribadi yang positif.
Caranya, memulai penampilannya dengan bakat menyulapnya pada acara unjuk bakat di sekolah. Semua persiapan yang dilakukannya harus diubah saat adiknya, Sally. Sally yang tampil a la koboy gagal menghibur penonton. Untuk menyenangkan adiknya, Charlie datang menjadi banteng dan menyelamatkan pertunjukan.
Hal aneh terjadi saat sepertinya Charlie hanya menjadi dirinya sendiri tapi mengalami respons berbeda dari teman-temannya. Charlie begitu terkenal. Ketenaran Charlie datang saat nilai ujian diumumkan. Ternyata Charlie yang selama ini diremehkan mendapat nilai sempurna.
Charlie ingin menampilkan yang terbaik di acara dansa musim dingin. Dibantu Snoopy, Charlie berusaha keras untuk menarik semua perhatian dengan memamerkan kemampuannya menari. Pasalnya, dia melihat gadis berambut merah sedang berlatih menari. Namun, tetap saja semua usahanya tak berakhir dengan hasil yang baik. Acara dansa menjadi kacau ketika Charlie terpeleset sebelum tariannya usai.
Kini, siapapun ingin bersama anak laki-laki yang terkenal dengan kaus berwarna kuning dan sepatu cokelatnya. Tapi gadis berambut merah itu tetap menjadi perhatian Charlie. Jauh di balik rasa senangnya terhadap respons orang di sekitarnya, Charlie tetap harus membuat pengakuan. Pasalnya, dia tak merasa nilai sempurna yang didapat adalah hasil jerih payahnya sendiri.
Akhirnya, dia pun mengaku bahwa nilai itu bukan hasil kerjanya. Setelah itu, Charlie pun tak lagi dielu-elukan teman-temannya. Sikap tersebut tak membuat Charlie patah semangat. Charlie yang secara tidak sengaja harus menyelesaikan laporan buku bersama si gadis berambut merah menunjukkan sisi sebenarnya dari dirinya.
Di sisi lain, Snoopy dan Woodstock menulis cerita. Semua ceritanya berdasarkan fantasinya menjadi pilot hebat yang harus mengalahkan Baron Merah dengan rumah terbangnya dan menyelematkan Fifi, anjing yang menarik hatinya. Baik Snoopy maupun Charlie berusaha mewujudkan keinginanya. Apakah keduanya berhasil?
Menariknya, membuka kisah geng Peanuts, film animasi pendek dari karakter film Ice Age dihadirkan. Adapun, kini menghadirkan tupai yang terlontar ke angkasa luar. Hal ini sama dengan saat pemutaran film Inside Out yang juga menayangkan film animasi pendek tentang gunung merapi.
Selain itu, efek CGI berbalut tampilan khas komik Peanuts membuat tampilan kian baik. Secara umum, melalui kecerobohan Charlie, tersimpan pesan mendalam soal kejujuran dan kasih sayang. Sisi menarik lainnya, gadis merah yang hadir terinspirasi dari salah satu sosok terdekat mendiang Charles M Schulz. Buku yang dijadikan bahan penulisan laporan oleh Charlie berjudul War and Peace karya Leo Tolstoy adalah novel favorit Charles. Turut mengisi suara karakter film yakni Noah Schnapp, Bill Melendez dan Hadley Belle Miller.