Bisnis.com, JAKARTA – Resistensi bakteri terhadap antibiotik yang dapat disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang kurang tepat sudah menjadi masalah di berbagai rumah sakit di Indonesia.
Penggunaan antibiotik yang bijak dan rasional dapat mengurangi beban penyakit, khusus penyakit infeksi. Sebaliknya, penggunaan antibiotik secara luas yang tidak sesuai indikasi, mengakibatkan meningkatnya resistensi antibiotik.
dr. M. Arifin Nawas, SpP (K), MARS, Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) memberikan lima cara mengurangi terjadinya resisten antibiotik.
- Jangan sembarangan mengkonsumsi anibiotik, hanya dengan resep dokter, dosis, dan jangka waktu sesuai resep.
- Jangan membeli antibiotik berdasarkan resep sebelumnya. Jika masih tersisa antibiotik sebaiknya jangan digunakan.
- Saat berobat ke dokter, tanya mana yang mengandung antibiotik. Tanyakan dosis dan cara minumnya. Salah penggunaan antibiotik menyebabkan tidak efektif, kuman bisa kebal.
- Habiskan obat sesuai anjuran. Pemberhentian antibiotik yang tidak sesuai waktu, atau terlalu cepat, bisa membuat bakteri bertahan hidup dan menyebabkan infeksi berulang.
- Pilek, batuk, dan diare pada umumnya tidak memerlukan antibiotik.
Hal tersebut disampaikan dr.Arifin dalam acara Pfizer Press Circle dengan topik Pentingnya kesadaran mengenai resistensi dan kepatuhan penggunaan antibiotik yang tepat di Hotel Akmani, Kamis (21/1/2016).