Bisnis.com, JAKARTA - Sekelompok Panda terlihat bermain penuhsuka kala cuaca sejuk tiba. Pemandangan itu terjadipada Agustus tahun lalu.
Binatang khas asli China yang masuk dalam klasifikasi keluarga beruang (ursidae) ini merasa nyaman pada saat suhu udara di bawah 20 derajat Celsius. Tepatnya, suhu 17 derajat Celsius membuat binatang bernama ilmiah ailuropoda melanoleucaitu mendapatkan suasana dan kondisi yang lama dinanti.
Pada saat mendarat di bandara internasional Shuangliu, Chengdu, Ibu Kota Provinsi China, hujan berhawa dingin menyambut kedatangan kami. Saya bersamasejumlah rekan jurnalis dari Indonesia mendapatkan kesempatan berkunjung ke Ibu Kota Provinsi Sichuan pada akhirAgustus 2015 atas undangan Kedutaan Besar China di Jakarta.
Kota Chengdu yang disebut-sebut persis terletak di tengah-tengah antara China bagian barat dan China bagian selatan itu tampaknya pas menjadi habitat asli Panda.
Itu sesuai dengan sejumlah julukan kota berpenduduk 14 juta jiwa tersebut. Chengdu dijuluki sebagai Country of Heaven (Negeri Surga), The Land of Abundance (Tanah Berlimpah), City of Hibiscus (Kota Kembang Sepatu), dan City of Gastronomy (Kota Tata Boga).
Memasuki pusat riset dan penelitian Panda Raksasa di Chengdu (Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding) memang amat menentramkan hati. Hawa sejuk dan suasana nyaman area sekitar 30 menit dari pusat Kota Chengdu ini memang pas buat Panda—hewan mamalia—yang dikenal suka bermalas-malasan, santai, dan suka makan itu.
Setelah diantar oleh kendaraan khusus bagi pengunjung, tibalah di lokasi pertama Panda. Tampak Panda sedang asyik tidur terlelap di antara batang pohon. “Itulah Panda. Dia binatang yang santai dan suka makan. Menurut penelitian, Panda menghabiskan sekitar 80% waktu hidupnya untuk rileks,” ujar Zou Wenli, seorang pemandu wisata Chengdu.
Panda, kata pria yang dipanggil Allan itu, juga merasa gerah pada cuaca dengan suhu di atas 20 derajat Celsius. “Panda akan merasa nyaman di suhu udara 17 derajat Celsius.”
Berjalan di lokasi ‘kandang’ selanjutnya, terlihat dua ekor Panda remaja sedang asyik memakan daun bambu. Ratusan pengunjung pun sontak bersorak ketika dua ekor, tiga ekor, dan empat ekor lainnya bergabung.
Aksi dan gaya mereka membuat pengunjung terhibur. Ada yang makan sambal tiduran, ada yang makan sambil duduk, serta ada juga dua ekor Panda yang memakan kue ulang tahun. Sejumlah ekor lainnya terlihat hanya bercanda.
Di area pusat riset dan pembiakan Panda itu juga bisa ditemui Panda Merah (Red Panda)—yang sebenarnya lebih mirip dengan seekor Raccoon.
Tampak seekor Panda Merah sendirian berada di semak-semak. Tidak seperti Giant Panda yang terkesan cuek dan santai, Panda Merah ini kelihatan malu-malu saat dilihat sejumlah pengunjung.
Bayi Panda
Saat berada di area riset dan pembiakan Panda itu pengunjung pun diberi kesempatan untuk melihat bayi Panda yang kebetulan baru lahir beberapa waktu sebelumnya.
Per Agustus 2015, Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding berhasilmembiakkan11 anak Panda dalam enam kali kelahiran, termasuk lima pasangan bayi kembar Panda.
Sayangnya, pada saat itu bayi Panda yang baru dilahirkan tertidur lelap dan masih kelihatan lemah. Petugas pun hanya memberikan kesempatan beberapa saat untuk mengambil gambar bayi Panda tersebut.
Per Agustus 2015, menurut data Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding, pusat pembiakan Panda itu telahmembiakkan 211 anak Panda dalam139 kelahiran.
Lokasi ini memang telah menjadi objek wisata andalan Kota Chengdu. Menurut seorang pengelolanya, sedikit 2 juta orang berkunjung setiap pekan dan rata-rata sebanyak 40 juta pengunjung per tahun yang datang ke Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding itu.
Menurut Allan, karakteritisk hewan Panda yang tenang dan rileks itu tercermin dari sikap dan tingkah laku warga Kota Chengdu yang tidak grusa-grusu.
Faktanya, memang warga Chengdu tidak terlalu serius saat berada di jalanan. Mereka senang memakai mobil pribadi dari pada transportasi umum.
Mereka pun senang berlama-lama di sejumlah restoran dan kafe sambal menyandap hidangan dan kuliner khas Kota Chengdu.