Bisnis.com, JAKARTA- Tak ada gading yang tak retak. Pepatah tersebut telah diajarkan kepada kita sejak kecil guna mengingatkan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna dan abadi, termasuk sebuah persahabatan.
Bahkan, pertemanan yang sangat lekat sekalipun ada kalanya tak terhindar dari keretakan.
Sebagian dari Anda mungkin pernah mengalami perseteruan dengan sahabat karib. Tak jarang perseteruan tersebut berujung pada permusuhan, kendati tidak sedikit pula orang yang berhasil mengatasi percekcokkan dalam persahabatan.
Lantas, apa yang seharusnya dilakukan saat menghadapi situasi perseteruan dengan sahabat? Bisakah persahabatan yang telah retak kembali dipersatukan? Bagaimana jika sahabat terlanjur berbalik menjadi musuh?
Profesor Psikologi dari New York University School of Medicine Irene S. Levine menjelaskan setidaknya ada lima kiat yang dapat dilakukan untuk menghadapi situasi pertengkaran antarsahabat.
Pertama, telaah situasi yang terjadi antara Anda dan sahabat. Cobalah untuk berpikir objektif dan pastikan Anda memang ingin memperbaiki hubungan dengan teman dekat. Jangan terburu-buru berpikir persahabatan Anda telah berakhir.
“Jika salah satu dari Anda mulai tidak sepaham, itu bukan salah siapa-siapa. Manusia pasti berubah dan tidak selalu bergerak kepada tujuan yang sama,” jelas
Irene, sebagaimana dilansir dalam newsfeed organisasi Psychology Today.
Namun, jika ketidaksepahaman tersebut berlangsung terus menerus, bisa jadi ‘chemistry’ antara Anda dan sahabat sudah tidak terjalin. Akibatnya, persahabatan menjadi tidak seimbang sehingga sulit untuk dipertahankan.
Kedua, jika ada sesuatu yang salah dalam ucapan maupun perbuatan, segeralah dibicarakan baik-baik dengan sahabat Anda.
Tidak ada pertemanan yang sempurna di dunia ini. Namun, tidak ada kesalahpahaman yang tidak bisa diperbaiki.
Dengan mengomunikasikan hal-hal yang mengganggu pikiran Anda pada sahabat, Anda berpeluang mencegah masalah kecil tereskalasi menjadi sebuah problema besar yang dapat menghancurkan tali persahabatan.
MEMINTA MAAF & MEMAAFKAN
Ketiga, jika Anda adalah pihak yang salah dalam sebuah perseteruan dengan sahabat, jangan gengsi untuk mengakuinya dan meminta maaf. Katakan kepada sahabat bahwa pertemanan kalian memiliki arti yang sangat penting.
“Tunjukkan penyesalan dengan tindakan konkrit. Tidak ada salahnya ambil waktu sejenak untuk mengajak sahabat makan malam atau kirimkan kartu ucapan dan meminta maaf secara langsung,” tutur Irene.
Sebaliknya, jika kawan Anda yang menjadi sumber kesalahan, mampukan diri untuk memberi pengampunan. Menyimpan rasa sakit hati dan menolak memberi maaf akan menjadi bumerang yang menyakiti perasaan Anda sendiri.
Belajarlah untuk melepaskan rasa kekecewaan terhadap sahabat. Ingatlah halhal baik yang pernah dilakukan bersamasama sahabat tersebut untuk membuat rasa kecewa sedikit terminimalisir.
Keempat, jadilah peka terhadap respons yang diberikan sahabat Anda. Jika Anda telah mencoba beberapa kali untuk memperbaiki hubungan dengan sahabat, tetapi pendekatan
Anda ditolak, tidak ada salahnya mundur sejenak.
Berikan waktu kepada sahabat selama beberapa periode, dan cobalah lagi setelah emosinya mulai mereda. Jika ternyata untuk jangka waktu yang panjang Anda tetap tidak dimaafkan, terimalah keputusannya dan belajarlah untuk move on.
Kelima, jangan menganggap retaknya pertemanan sebagai sebuah kegagalan. Ingatlah bahwa sebuah persahabatan memiliki awal dan akhir. Persahabatan sampai mati bisa jadi hanya ada di novel atau naskah drama.
“Bahkan sahabat yang paling kental sekalipun memiliki batas waktu kedaluwarsa. Terkadang, seseorang bahkan merasa lebih lega setelah berhasil lepas dari sebuah pertemanan yang terlanjur korosif,” papar Irene.
Apapun permasalahan yang Anda hadapi dengan sahabat, tetaplah berkepala dingin.
Persahabatan adalah fase hidup yang menyenangkan. Sebab, dengan sahabat,
Anda seharusnya mendapatkan inspirasi untuk menjadi lebih baik, dan bukan sebaliknya.