Bisnis.com, JAKARTA - Seringkali orang dewasa merasa gemas saat melihat anak kecil dengan perawakan berisi atau sering disebut chubby. Bahkan, banyak orang tua yang sengaja menginginkan anaknya bertubuh gemuk agar terlihat semakin menggemaskan.
Namun, tidak sedikit orang tua yang menyadari bahwa anaknya mengalami kelebihan berat badan, karena menganggap tubuh chubby sebagai hal yang wajar pada anak kecil. Pada akhirnya, mereka terlambat menyelamatkan buah hatinya dari risiko obesitas.
Sebuah studi yang digagas Departemen Kesehatan di Australia Barat dan Curtin University School of Public Health di Perth mendeteksi sebagian besar ortu tidak menyadari masalah berat badan pada anak-anaknya, dan tidak berupaya mencari solusi untuk mengatasinya.
Saat para peneliti meminta sejumlah besar orang tua untuk memantau dan melaporkan perkembangan tinggi dan berat badan anaknya, mereka mendapati fakta bahwa 16% anak-anak mengalami kelebihan berat badan dan 6% mengalami obesitas.
Sayangnya, ketika orang tuanya ditanya apakah kondisi anaknya sehat atau tidak, hanya sekitar 8% saja yang berani mengakui anaknya kelebihan berat badan dan hanya 0,2% yang menyadari anaknya telah terkena obesitas.
Christina Pollard, kepala penelitian tersebut, mengatakan mayoritas orang tua tidak merasa perlu untuk mencari solusi berat badan buah hatinya. “Penyebabnya adalah karena adanya persepsi yang salah di kalangan masyarakat,” katanya, dikutip dari Reuters.
Padahal, lanjutnya, memantau diet dan aktivitas fisik selama masa tumbuh kembang anak dapat menghindarkan si kecil dari potensi obesitas seumur hidup.
Christina meneliti 4.437 orang tua selama rentang waktu 2009—2012 sebagai bagian dari program Western Australia Health and Wellbeing Surveillance System. Adapun, anak-anak yang diteliti mencakup rentang usia 5—15 tahun.
Dalam riset tersebut, para orang tua ditanya ‘Apakah anak Anda terlalu kurus, normal, kelebihan berat badan, atau obesitas?’ dan ‘Apa upaya yang Anda lakukan terkait kondisi berat badan anak Anda?’
Hasilnya, sebagaimana disebutkan sebelumnya, sebagian besar orang tua merasa berat badan anak mereka normal-normal saja, baik berdasarkan indikator body mass index (BMI) maupun tidak.
Dalam penelitian tersebut, setiap orang tua yang mengakui anaknya mengalami kelebihan berat badan dan obesitas berencana mengupayakan diet yang baik bagi anaknya guna mencapai berat badan ideal.
“Namun, secara keseluruhan hanya 23% orang tua dari anak obesitas yang mengupayakan buah hatinya untuk mengurangi berat badan. Sementara itu, lebih dari 50% lainnya mengaku tidak perlu berbuat apa-apa,” ungkap Christina.
INTERVENSI DIET
Pada kasus lain yang lebih ekstrem, 70% orang tua yang anaknya terlalu kurus (underweight) tidak berbuat apa-apa untuk mengintervensi diet buah hatinya.
Peneliti di Seattle Children’s Research Institute Davene Wright mengatakan penelitian tersebut bisa saja tidak akurat karena mungkin saja banyak orang tua yang tidak melaporkan berat badan dan tinggi badan anaknya secara presisi.
Bagaimanapun, dia membenarkan bahwa masih banyak orang tua yang malu mengakui anaknya bermasalah dengan berat tubuh, dan menutup-nutupi fakta bahwa buah hatinya obesitas meski untuk sebuah survei anonim.
“Inti permasalahannya adalah para orang tua tersebut takut dilabeli sebagai ‘orang tua yang buruk’ ketika anak-anaknya mengalami masalah berat badan. Selain itu, mereka juga berharap berat badan anaknya akan turun dengan sendirinya seiring dengan pertumbuhan tinggi badan.”
Nah, jika berat badan anak Anda sudah mulai menunjukkan gejala tidak normal dari tolok ukur medis, ada baiknya jangan bersikap abai. Jangan malu untuk memberi intervensi dan perhatian ekstra pada diet anak. Untuk sementara, kesampingkan dulu stereotip ‘gemas’ pada anak chubby. ()