Bisnis.com, DENPASAR--Okupansi vila-vila di Bali lebih tinggi dibandingkan dengan hotel berbintang saat Hari Raya Nyepi yang jatuh pada 9 Maret 2016 kemarin.
Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, menuturkan okupansi vila di Bali cukup tinggi saat Nyepi yaitu sekitar 50% hingga 60%, sedangkan rata-rata tingkat okupansi hotel hanya 35% - 40%.
“Kami melihat ada pergeseran lokasi dari hotel-hotel berbintang, sekarang wisatawan lebih banyak ke vila-vila bersama dengan keluarga menikmati suasana Nyepi di Bali. Meskipun hiburannya tidak ramai, minimal mereka bisa berenang, dan membawa bekal makanan,” jelasnya di Denpasar, Jumat (11/3/2016).
Menurutnya, baru tahun ini tren menginap di vila selama Nyepi lebih menonjol karena mereka bisa menghabiskan waktu bersama dengan keluarganya, tidak terlalu ramai, bisa menikmati suasana sekitarnya, serta tidak menyelenggarakan acara yang sifatnya mengganggu orang lain.
“Menikmati suasana Nyepi di Bali masih menarik wisatawan untuk datang ke Bali asal kita bisa mengemasnya dengan benar. Justru menikmati suasana Nyepi bukan lari dari rumah untuk hura-hura namun untuk ikut serta menikmati dan menghayati Nyepi itu.
Saya kira ini akan menjadi hal menarik kedepannya dan menjadi kekuatan kita kedepannya karena merupakan satu-satunya di dunia,” paparnya.
Dia menambahkan, jika dibandingkan dari tahun sebelumnya, pihaknya melihat bahwa jumlah wisatawan sendiri meningkat namun okupansi justru menurun karena sudah banyaknya hotel yang ada di Bali sekarang ini.
“Tahun ini banyak wisatawan mancanegara dari Eropa yang merasakan suasana Nyepi di Ubud. Hampir 70% wisman Eropa yang berada di Ubud saat Nyepi karena mereka sebagian besar memang benar-benar ingin menikmati suasana Nyepi,” imbuhnya.