Bisnis.com, JAKARTA - Ulasan terbaru mengungkap seorang wanita yang terinfeksi virus Zika dalam tiga bulan pertama kehamilan berpotensi menurunkan cacat otak yang cukup parah ke anaknya.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet ini pula memberi bukti lebih lanjut, bahwa virus ini terlibat dalam mikrosefali, kondisi otak bayi tidak berkembang dengan baik, sehingga kepala bayi berukuran kecil abnormal.
"Zika meningkatkan risiko mikrosefali hingga 50 kali lipat saat sang ibu terpapar saat hamil muda," kata Simon Cauchemez, anggota penelitian dan pakar kesehatan dari Institut Pasteur di Paris, seperti yang dilansir The Guardian, Rabu (16/3/2016).
Mereka menghitung hipotesis tersebut menggunakan pemodelan matematika.
Tingkat 1 persen dalam penghitungan mereka lebih rendah dari yang ditemukan studi sebelumnya awal bulan ini. Saat itu, para peneliti di Rio de Janeiro, Brasil, meneliti 72 perempuan yang memiliki ruam, gejala yang paling diidentifikasi dan yang diuji positif untuk Zika. Dari 42 wanita sehat yang setuju untuk pemeriksaan USG, 29% memiliki janinnya mengidap mikrosefali.
Brasil paling parah dilanda virus bawaan nyamuk itu, dengan sekitar 1,5 juta orang terinfeksi dan 745 kasus perubahan ukuran otak dikonfirmasi.
Kuba mencatat penularan Zika pertamanya, setelah empat kasus sebelumnya terinfeksi ketika berada di luar negeri.