Bisnis.com, CHICAGO – Vaksin Zika berbasis DNA yang diproduksi Inovio Pharmaceuticals Inc dan GeneOne Life Science Inc asal Korea Selatan tengah melalui proses uji coba ke tubuh manusia. Hasilnya, pada 40 orang telah terbentuk antibodi setelah disuntik vaksin ini.
Dikutip dari Reuters, Kamis (5/10/2017), tidak seperti vaksin konvensional yang bertugas untuk membunuh virus, suntikan Inovio-GeneOne dibuat dengan memroduksi kembali genome virus Zika di dalam laboratorium, kemudian dimasukkan ke dalam plasmid atau DNA ekstrakromosomal.
Vaksin ini disuntikkan ke bawah kulit dengan bantuan alat yang dialiri listrik sehingga menghasilkan pori kecil di dalam sel yang dapat membuat DNA masuk.
Hasilnya, setelah tiga dosis vaksin Zika yang disebut dengan GLS-5700 disuntikkan ke 40 relawan, akhirnya dapat membentuk antibodi.
“Semua orang punya antibodi masing-masing, untuk melihat antibodi ini bisa memproteksi tubuh dari virus, darah dari partisipan diinjeksikan ke tubuh tikus. Hewan yang mendapat antibodi Zika tersebut ternyata terproteksi,” ujar Pablo Tebasahli ahli penyakit menular di University of Pennsylvania.
Ketika kami memberi serum tikus dari orang yang sama saat belum diberi vaksin, mereka tidak terproteksi. Akhirnya, tikus tersebut mati.
Tebas mengatakan percobaan ini hanya membutuhkan waktu tujuh bulan sejak vaksin pertama kali dirancang sampai dimulainya percobaan klinis.
Pengujian lebih lanjut masih diperlukan untuk menunjukkan vaksin tersebut efektif melindungi manusia dari virus Zika.
WHO mencatat, Zika telah menyebabkan ribuan kasus cacat lahir yang dikenal sebagai microcephaly di Brasil pada 2015.
Hal ini mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)mengumumkan keadaan darurat kesehatan pada Februari 2016.
Pada November lalu, WHO menekankan bahwa virus tersebut ditemukan di 60 negara dan akan terus menyebar melalui nyamuk.
Bulan lalu, Sanofi SA mengakhiri upaya pengembangan vaksin Zika, sementara Takeda Pharmaceutical Co masih mengerjakan vaksin Zika dengan menggunakan pendekatan menonaktifkan virus Zika.